Malam itu, Sita telah berdamai dengan penolakan. Masih ada pertanyaan yang menggantung di hati Sita. Sita tidak berani menjawab, biar waktu yang menjawab, ujarnya.
Perjalanan Cinta Itu Seperti Roda Pedati
Dua hari berlalu, Sita dan Reikhi tidak saling menyapa. Reikhi memberi kesempatan Sita untuk benar-benar memulihkan diri.
Hari ketiga, Reikhi mengirim sms, “Sit, jalan yuk, kangen celometan ama elo nih, kekeke”
Sita membalas, “cewek elo ikut kagak? ntar elo ama Raisya jadiin gue kipas doang, ogahh ahh”
“Come on, I miss you Sit”, sent. Upss, what the hell is that? Tanpa di sadari, jemari Reikhi menulis kata miss you, terlanjur terkirim. Reikhi gemetar.
Sita kaget dengan sebaris kalimat “Come on, I miss you Sit”. Selama bersahabat dengan Reikhi, tak pernah sekalipun Reikhi mengucap kata ini.
Sepuluh menit berlalu, Sita tak kunjung membalas sms Reikhi. Sita tidak sadar kalau di belahan tempat lain Reikhi gemetar tak menentu.
“Sori kelamaan bales, Coki nih kolok-an banget. Ok, malam nanti ya kita nonton, ketemu di tempat biasa ya #berharapcewekelonemeninnyokapnyabelanja”, sent.
“Hahaha, Ok, Sit, sampai malam nanti ya. O,ya, Si Raisya ikut kok, wueekkk”, sent.
“Ahhh, apes nasib gue”, sent.