Mama nggak sadar dengan mata Sita yang sembab. Bahkan bagi si Mama, gaya bicara Sita terlalu cepat tak ubahnya pesawat jet yang lajunya mengalahkan kecepatan angin.
Di dalam kamar, Sita tidak langsung tertidur. Dia terduduk lesu di bibir kasur.
Masih merenung-renung kejadian yang baru saja terjadi di kamar Reikhi. Kali ini pikiran Sita sama sekali tidak terguncang dengan peristiwa 2 hari lalu bersama Randy, Sita terguncang oleh pelukan ‘tidak sengaja‘ yang diberikan Reikhi.
Berjam-jam ditemani cicak, Sita mempertanyakan pada diri sendiri apakah benar ada benih ....... ?
Sita menduga-duga dan sangat takut jika itu benar.
Tepat jam 3 malam dini hari, Sita mengirimkan sms buat Reikhi.
Isinya cukup singkat, “Penolakan adalah salah satu dari seribu pelajaran yang harus di jalani dengan ikhlas, terima kasih Reik”.
Reikhi rupanya belum tertidur. Tak ubahnya Sita, berjam-jam pula Reikhi bertanya apa yang terjadi pada dia dan Sita beberapa jam lalu.
Pun Reikhi menduga-duga dan sangat takut jika itu benar.
“Great Sit. Gue tau kok elo itu bukan perempuan biasa, elo kan cat woman, perempuan tegar dan kuat, hehehe”, balas Reikhi.
Mungkin benar kata Reikhi, karena Sita adalah Cat Woman, seberat apapun masalah yang merundung Sita dapat dilalui dengan mudah.