Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Drone Asmara

8 Agustus 2021   22:08 Diperbarui: 12 November 2021   11:53 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita semua bersyukur, bahwa suami ibu telah sadar."kata dokter itu kepada mbak Mira.

"Ya, alhamdulillah dok."

"Jaga, supaya banyak istirahat."

Sehari setelah aku sadar, aku dipindahkan ke Paviliun Mahoni. Paviliun rumah sakit Permata Hati itu mirip suite-room di hotel. Ada tempat tidur untuk keluarga dan semacam ruang tamu lengkap dengan sofanya.

"Kau baik sekali, mbak Mira,"kataku.

"Ya, ini semua tanggung jawabku. Bukankah kau asistenku?"

"Ya, tetapi kau memang sangat baik padaku,"kataku lagi.

"Kau juga sangat baik padaku Ketika aku sakit. Jadi kita Impas."

"Belum,"kataku.

"Apanya yang belum?"

"Dulu aku hanya mengaku sebagai calon suami. Sekarang mbak Mira mengaku sebagai isteriku."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun