"Kita semua bersyukur, bahwa suami ibu telah sadar."kata dokter itu kepada mbak Mira.
"Ya, alhamdulillah dok."
"Jaga, supaya banyak istirahat."
Sehari setelah aku sadar, aku dipindahkan ke Paviliun Mahoni. Paviliun rumah sakit Permata Hati itu mirip suite-room di hotel. Ada tempat tidur untuk keluarga dan semacam ruang tamu lengkap dengan sofanya.
"Kau baik sekali, mbak Mira,"kataku.
"Ya, ini semua tanggung jawabku. Bukankah kau asistenku?"
"Ya, tetapi kau memang sangat baik padaku,"kataku lagi.
"Kau juga sangat baik padaku Ketika aku sakit. Jadi kita Impas."
"Belum,"kataku.
"Apanya yang belum?"
"Dulu aku hanya mengaku sebagai calon suami. Sekarang mbak Mira mengaku sebagai isteriku."