Lebih dari dua minggu aku meninggalkan kamar kostku. Entah seperti apa kondisi kamar itu. Mungkin sudah menjadi sarang tikus atau penuh kecoa. Hanya laptop, beberapa lembar pakaian dan gitar kesayanganku saja yang aku bawa.
Selama tinggal di rumah ini, di saat-saat aku bebas dari tugasku sebagai girl-sitter aku suka nongkrong di rooftop dengan gitarku.
Malam itu bulan tersenyum di atas perum Tirtasani. Mungkin mentertawakan aku yang masih kelu untuk berucap cinta. Padahal semua sudah di depan mata. Mana hambatanya? Setiap saat sudah di sampingnya. Dekat dan sangat lekat. Ribuan kesempatan sebetulnya untuk mengungkapkan rasa cintaku kepadanya.
Hubunganku dengan mbak Mira masih sebatas buruh dan majikan. Asisten di proyek, asisten di fakultas, sekaligus asisten pribadi di rumah.
Kuambil gitar, lalu jemariku sudah asyik memainkan lagu-lagu cinta. Kusenandungkan lagu sangat lawas dari Crispian St. Peters yang berjudul Willingly. Meskipun lagu itu sangat lawas aku sangat suka melagukannya. Dan inilah hatiku saat ini.
Willingly, I"ll be yours
Willingly, I"ll wait for you
All my love
And all my life
I would give for you
Only you
Wish you were mine
Wish you belong to me
Here and all the time
Wanting you to care for me
Want you to know
I love you so
Oh, could it be
You too need me
We"re wasting time
Say you"ll be mine
My love
Night and day you"re there
In dreams beyond compare
Giving your love so divine
You could make these dreams come true
If you walk into
My love, my life, and say you"re mine
Willingly, I"ll be yours
Willingly, I"ll wait for you
All my love
And all my life
I would give for you
Only you
Wish you were mine
Wish you belong to me