Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Titik Rata-Rata

29 Maret 2021   12:13 Diperbarui: 30 Maret 2021   08:38 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekal mental yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kesedihan, meliputi kesiapan diri, kejernihan pikiran, serta ketahanan fisik dan psikis hingga kemahiran mencari jalan keluar. Sedangkan bekal spiritual yang dipersiapkan untuk menghadapi kesedihan, meliputi kekokohan iman dan tawakkal billah. Tanpa kedua bekal tersebut, kesedihan akan menjadi masalah besar bagi seseorang, jika ia tidak mampu menahan terpaan kesedihan, maka ia akan hancur bersama penderitaannya.

Pada dasarnya, musibah adalah persoalan dan beban hidup yang berat. Untuk bisa menerima musibah, kita membutuhkan kebesaran hati. Tidak semua orang bisa menghadapi musibah dengan cara pandang dan sikap yang baik. Banyak sekali orang yang tidak siap ketika ditimpa musibah, jadi bermesralah dengan musibah bukan kita meratapinya dengan keterpurukan akan tetapi musibah itu adalah dimana bagaikan kunci sebuah pintu menuju hal yang sangat luar biasa dan hal yang lebih baik lagi.

JANGAN BERSEDIH

Jangan bersedih. Yang akan datang lebih indah, perkirakan selalu sesuatu yang lebih baik janganlah bersedih kenyataan ini penuh dengan kebahagiaan andai saja kita buka kedua mata dan melirik pastilah ada satu hal yang sangat indah dan kita bisa mensyukuri itu semua. Jangan bersedih, segala beban berat yang kalian tanggung adalah pintu jalan keluar dan saya bisa berucap seperti ini untuk kalian yang sering kali merasa sedih “ Kala Krisis kian pelik, pertanda jalan keluar akan segera tiba, maka yakinilah itu.” Bagi saya. kesedihan adalah pencuri yang terusir, saya tidak memperkenankan kesedihan untuk diam dan mendekam. Saya tipikal orang bahagia dan ceria untuk apa menampakkan kesedihan? Karena jika kita menampakkan kesedihan hal sedimian itu hanya menularkan energi negatif kepada orang lain, maka saran saya jika kalian sedang bersedih tampakkanlah sebaliknya karena itu bisa merubah kondisi perasaan kalian.

Saya. Iya saya, saya gembira karena kesenangan-kesenangan kecil, saya memperlakukan kesenangan-kesenangan kecil laksana kebahagiaan saya kala mencapai kemenangan-kemenangan besar, bahkan sebelum kesenangan-kesenangan kecil itu terjadi. Jadi, perangi rasa sedih dan berbahagialah. Tataplah hal-hal indah dan bersiaplah untuk menyambut saat-saat gembira anda, karena saat-saat itu sudah dekat, jangan terus menatap seseorang hari ini. Karena kalian tidak tahu apa yang akan ia alami esok hari! Maka syukuri keadaan diri anda sendiri jangan terlalu sibuk memfokuskan orang lain sebagai bahan anda bahagia.

Yang paling menyedihkan ketika dimana saya melihat air mata berjatuhan dari setiap hati yang bersedih dan terluka, saya berfikir “harus apa?”. Dan ketika saat itu saya hanya bisa memberikan doa dan tutur kata baik untuk semua yang dialaminya. Saya berusaha keras untuk menyembuhkannya tapi saya tak pernah berfikir luka parah yang sedang saya tanggung bahkan membusuk seiring waktu berlalu membawa sejarah indah yang telah lalu. Ada waktunya saya merasa tidak peduli dengan air mata mereka yang telah jatuh, karena ketika itu saya berfikir “kemana mereka ketika saya berada pada titik/posisi seperti mereka.?”. saya hanya bisa bilang pada diri sendiri dan kalian yang sedang bersedih “jangan bersedih semua akan baik-baik saja, apa yang menimpa diri ini dan apa yang menimpa kalian adalah baik adanya dan apa yang dialihkan/dijauhkan dari anda hal itu adalah buruk adanya, angkatlah tinggi-tinggi kepala kalian seperti kepala saya saat ini, peluklah langit sebagai penguat diri kalian, dan hiruplah udara segar sedalam-dalamnya dan ringankan semua pikiran yang anda rasa tak perlu mengingatnya sebagai hal yang penting.”karena.

Kehidupan tidak Allah berikan kepada kalian dan diri ini agar diri ini dan kalian menjadi kisah sedih dan pilu, juga agar kalian dan diri ini tidak menjadikan kehidupan sebagai musim kemiskinan. Kehidupan Allah ciptakan agar kalian dan diri ini bahagia di dunia, dan kalian dan diri ini membangun istana bahagia di akhirat maka dari itu selamat berbuat banyak kebajiakan tiap hari untuk kalian dan diri ini J

Daftar Pustaka

Abazhah Nizar, 2010, Ketika Nabi di Kota, Jakarta : Penerbit Zaman.

Geerken Horst Henry, 2011, A Magic Gecko Peran CIA di Balik Jatuhnya Soekarno , Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.

Hefni Azizah, 2015, Disyukuri Dijalani Dinikmati, Yogyakarta : Diva Press.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun