Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Titik Rata-Rata

29 Maret 2021   12:13 Diperbarui: 30 Maret 2021   08:38 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kau bukan hanya sekedar indah

 Kau tak akan terganti

Tak pernah kuduga bahwa akhirnya

 Tergugat janjimu dan janjiku

Banyak cerita yang tak sempat tertulis, intinya ada satu janji yang tak pernah ku tepati untukmu yang pernah singgah dan pernah menjadi yang terindah.. lepaskanlah semua kenangan ini dan takkan pernah lagi ku simpan secara pribadi.. dia yang akan halal dengankupun akan tau seperti apa kisahku dulu. Aku tak sempurna, hati ini bukanlah yang pertama tapi komitmen hidup bersama adalah 1 kali seumur hidup, tak gampang mendapat sosok yang pas dan bisa menerima. Butuh waktu dan proses, hapus dan tulis.. maaf buat dia dan dia yang pernah menangis karena aku.. aku tak bermaksud menjatuhkan butiran bening itu dari matamu dan dia. Biarlah kisahku berjalan adanya. Pesan untuk seorang lelaki yang mempunyai nama Farhan.

Hai januari ku lepas dengan paksa, ku tinggalkan dengan tangis, ku yakin ini yang terbaik ketika orang tuaku banyak berkomentar tentangmu. Aku tak terima semuanya.. biarlah yang kamu tau aku bosan kepadamu, hanya Dia dan aku yang tau Rabbku ridho atas semuanya..

Pesanmu membuat luluh lantah hati setiap kali aku membaca, aku begitu kejamnya memutuskan semua hal tentangmu. Jika tidak begitu aku yang akan gila tanpa kamu.. maaf janjiku yang ingin mengantarkanmu sampai kamu bisa masuk kuliah dan sampai-sampai semua bukuku aku berikan ke kamu. Aku motifasi kamu biar orang tuamu merubah cara berpikirnya untuk kamu bisa kuliah.. tapi semua itu hanya janji yang sampai saat ini tak mungkin terjadi.

 Jujur saat tes tulis masuk ke perguruan tinggi aku nunggu kamu meskipun tak ada hal istimewa antara aku dan kamu. Maaf, maaf jika banyak kebohongan perihal pergiku dari hidupmu.. itulah yang terbaik. Mantan, disini aku bahagia.. J J dia yang ada di hatiku baik-baik saja, dan aku janji takkan pernah meninggalkannya apa pun yang terjadi.. bahagialah kamu dengan dia yg entah siapa yg terbaik daripada aku.. terimakasih selama bersamaku kamu menjaga jarak aman antara aku dan kamu.. ini isi terakhir surat-suratmu yang kamu berikan ke aku sampai sekarang aku simpan dengan baik dan rapi.

 “salam rinduku padamu bidadariku, Assalamualaikum , mungkin dengan tulisan ini aku bisa menyampaikan pikiranku, perasaanku, kepadamu tanpa kamu harus emosi padaku. Semakin kamu menginginkan kata putus terucap dari bibirku, aku semakin jatuh cinta padamu aku semakin tak ingin kehilangan dirimu namun kau anggap aku sebagai hal yang tabu, hanya kepura-puraan belaka. Bahkan aku kau anggap sama halnya dengan laki-laki lain yang baru kau kenal dengan anggap hanya modal dusta (modus) bahkan kau sampai tak percaya pada cintaku, dan sayangku padamu hingga pada hari itu setelah kamu meminta putus padaku setelah acara ultahku . aku mengabulkan permintaanmu itu dengan kata terpaksa, demi bahagiamu yang ingin sendiri tapi aku sadar dan bahkan aku tau diri kalau keputusanku itu salah. Aku akan bertambah jauh dengan dirimu.

Benar saja setelah itu kau perlahan-lahan mulai tak perduli tak acuh dengan diriku, tapi aku tetap berjuang untuk tetap bersama dengan dirimu. Pelan-pelan aku merajut asa untuk bisa bersama dengan dirimu kembali, untuk kembali memupuk harapan yang telah kau tanam di hati benar saja usahaku dan pengorbananku sedikit menemukan jalan terang untuk bisa kembali bersama.

 Namun.. kau kembali ingin memupuskan harapanku yang dengan segala upayaku untuk bisa lagi bersama dengan dirimu, kau menjudge diriku dengan kata “menjauh dari dirimu” melalui surat ini aku katakana “aku tak pernah ingin jauh dari dirimu, wanita terindahku”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun