Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Titik Rata-Rata

29 Maret 2021   12:13 Diperbarui: 30 Maret 2021   08:38 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah aku baca, aku tersadar orang di depanku tak baik untuk aku miliki, aku bodoh.. bodoh siapa sih kamu ka lancang banget nyatain perasaan haram ini ke dia, dia buat sahabatmu bukannya buat kamu. Tak terasa tetesan itu jauh dengan sendirinya aku tetap terdiam seakan hari ini tak berarti lagi buatku, salah tingkah bicara sendiri. Berkhayal yang terbaik inikah jawaban yang aku harapkan “maaf ya biaku telah lancang nyatain ini ke kamu. Emh.. a..aku pergi dulu ya.!!” Beranjakku dari tempa tadinya aku berdiri dengan berlari, hari itu aku ingin cepat sampai dirumah dan membugem gulingku sampai hancur… hancur.. “ka.. tunggu.!!” Teriaknya Abi tapi aku tak menanggapinya aku berlari sekencang mungkin agar cepat sampai dirumah sesampainya di depan rumah aku mengusap air mata yang tak perlu orang lain tau. Akupun memasuki halaman rumah dengan perasaan malas “ka, darimana aja kok sampek sore gini.” ”emh, tadi masih ada tugas tapi Alhamdulillah udah selesai semua oya bu, tadi bu sunar nelvon katanya tadi di sekolah ada kegiatan mendadak. Besok kita pulang ya bu.?”.

“kalau itu sudah keputusanmu yang terbaik iya besok kita pulang” “emh” “sana gih mandi, sholat lalu istirahat.” “iya bu” aku berfikir keras, bodoh banget iya. Sedetik saja aku udah memalukan mana harga diriku udah di injek-injek “kenapa harus gini.?” Tanyaku dalam batin yang tak menemukan seorang penjawab “besok aku pulang, dan semuanya akan membaik dan tak ada orang lain yang harus di salahkan dengan apa yang terjadi hari ini, ini semua salahku.. hem Azka, Azka konyol banget kamu.” Celotehku..

Setelah selesai sholat aku langsung istirahat. Sebelumnya telah kusiapkan matang-matang barang-barang yang akan dibawa pulang ke Jogjakarta kulihat kesekeliling sudut kamar “entah apa yang aku dari sini serasa ada yang kurang perasaanku menelaah mencari hal yang hilang” “ah mungkin.?” Tepisku malampun memainkan sandiwaranya dengan cerita yang amat panjang, mimpi-mimpi seakan menjadi sejarah lampau manusia yang takkan bisa terpecahkan beribu teka-teki di dalamnya.

………………………………………………••••••••••………………………………………………

Pagipun tiba, saatnya pulang ke peradaban kota Jogjakarta, serasa baru kemarin disini “ka, ayok kita udah diluar ni.!!” “iya, aku pulang.yes.” aku seakan lupa dengan apa yang terjadi kemarin, terserah sejarah akan menganggapku cemen tetapi ini cerita hidupku, aku yang memainkannya. Sebelum aku menoleh ke depan gerbang ada sebuah suara yang memanggilku “Azka.” “Syafira.!!” “kok udah mau balik.? Gak betah disini.?” “emh.. gak kok, aku betah disini, disini tempat kelahiranku masak gak betah ra.. aku balik karena di sekolah ada acara mendadak jadinya aku buru-buru pulang ke Jogja. Bakalan kangen ni ke kamu ra.” Ku pelik dia, walaupun sesak di dada kembali menyeruak di perasaan ini humph. “apa sih ka, dia sahabat kamu, masak kamu cemburui ih, dosa.dosa….” kikirku “ayok ka, nanti keburu siang. Ketinggalan bus loh.” “emh iya bu.” Dn akupun mengakhiri percakapan kami “ iyadah ra..kamu bisa telfon atau sms aku kok, nomorku tetep ra.” “iya,hati-hati ya ka.” “ok” setegar mungkin aku tersenyum kepada dia yang telah dipilih dan akan terpilih sebagai jodohnya.

Mobilpun perlahan meninggalkan pekarangan rumah, kuliaht jalan setapak yang kemarin aku lewati dengan perasaan hancur lebur. Betapa kecewanya aku tapi apalah ini adalah kisah yang kulewati dan ambil hikmahnya.. sesampainya di terminal, ibu langsung memesan tiket dan langsung menaiki bus tujuan Jogjakarta, aku merasa salah sangat bukan cumin lelah fisik tapi juga hati.. “ci..ileh Azka kenapa lebay gini sih hemh, serahkan semuanya kepada Allah.” Gerutu dalam hati, buspun mulai bergerak maju serasa hari ini adalah awal kembali hari yang baru. Perasaan baru, fikiran baru dan semuanya di perjalanan ku pandangi luar jendela serasa pohon-pohon di pinggir jalan berlarian menghampiri atau menjauh hemh.. lelah mata memandang akhirnya terlelap juga di pundak ibu tercinta.

“ka.. Azka.. bangun nak sudah sampai,” mataku serasa buram seakan semua benda menjadi dua. Ku gosok-gosok mataku dengan ke2 tanganku “hemh.. udah sampai bu.?” “iya ayok turun “ternyata udah sampai hemh.. ibu dan aku melihat kesekeliling terminal mencari bapak “wah itu bapak bu.” “oh iya” kami berduapun menghampirinya “kok udah pulang? Katanya masih nanti sore.”  “iya tadinya memamang mau pulang sore, tapi Azka ni pak di telfon sama gurunya soalnya di sekolah ada acara mendadak katanya.” “ouh.. ayok gih pulang.” kami bertiga bergegas masuk kedalam mobil dan pulang . serasa remuk semua ini tulang hemh.. di perjalanan kulihat kesekeliling perjalanan kota Jogja tak ada yg berubah semua tetaplah sama dengan kemarin yang aku tinggalkan “tik.tok, tik tok..” bunyi handphone.

Aku buka pesan temanku namanya Rifia dia teman sekolahku disini,di kota ini. Message (Rifia “Assalamualaikumm Azka, mau pulang kok gak bilang-bilang kan aku bisaikut jemput ke terminal.?” Aku “Waalaikumsalam Rif, hehe aku buru-buru pulangnya soalnya bu Sunar tadi nelfon, jadinya aku pulang deh.” Rifia “emhiya aku yang telfon sama bu Sunar, tapi anehnya gak biasanya kamu di telfon sama guru dan ada kegiatan mendadak di sekolah biasanya kamu paling gak antusias tapi kenapa sekarang..??” aku “ah..gak biasa aja kok.. ya udah ceritanya lanjutin besok yaa di sekolah assalamualaikum Rif.” Rifia “hemh. Ya udah waalaikumsalam.”) ku akhiri percakapan antara aku dan Rifia, setelah beberapa lama perjalanan akhirnya sampai juga di rumah tercinta. Hump ku masuki halaman rumah dan berlari tak sabar menuju kamar kesayangan, setelah sampai di dalam kamar huft.. akhirnya sampai juga hehe terkekeh sendiri, kulihat kesekeliling kamar tetap rapi seperti dulu yang pertama kali aku tinggalkan “besok akan kumulai kembali dengan semangat..” bisikku dan terlelap di pangkuan sang bantal empuk beserta teman-temannya (guling, selimut dan banyak lagi hehe)

Sorenya ku bangun dari nyenyaknya tidurku dan ting,tong ting,tong ku bergegas keluar kamar dan mencoba membuka pintu tapi sayangnya sebelum pintunya di buka eh, keduluan di buka dari luar “duuh” rintihku sakit kejedot pintu. “eh… ka kamu gak papa.?” “ih sakit tauk Rif.” Rifia merangkul tanganku dan menuntunku ke sofa ruang tamu “hemhh, ada apa kok mendadak datang kesini Rif.” “what, mendadak aku udah beribu-ribu kali ngasik kabar ke kamu kalau aku mau kesini humph.” “sms.?” “yo.i” “tunggu” aku bergegas mengambil handphone ku di kamar eh ternyata bener 10 panggilan tak terjawab 25 sms masuk 24nya sms Rifia satunya sms asing, asing.? (abi) “hah…. Ngapain dia sms tanpa aku baca, aku langsung menghapusnya.” Dan akupun kembali ke ruang tamu bercakap dengan Rifia “eh, ka mana oleh-olehnya masak kamu gak bawak oleh-oleh satupun dari sana.?” “oh kamu kesini nyari oleh-oleh bukan kangen ke aku.?” “bukan gitu.. hehe aku kangen kok ke kamu.” “heh, alesan lu iyya tunggu.” Akupun mengambil bungkusan yang satu khusus buat Rifia “ni..” “hehe makasih,” “oya Fina mana kok gak ikut Rif.?” “hemh.. dia lagi nganter mamanya ke pasar katanya kangen-kangennya besok di sekolah” dasar itu anak.” Banyak hal yang diceritakan Rifia dari mulai kesan-kesan liburannya sampek suasana-suasana Jogjakarta kalok gak ada aku.. hemh memang Rifia adalah sosok periang, baik, gak membosankan pokoknya. Aku beruntung memiliki teman sebaik dia “hemh, Azka aku pamit dulu yaa mamiku sms ini disuruh pulang cepet-cepet soalnya diruamh gak ada orang. Kita lanjutkan besok di sekolah yaa Assalamualaikum.”

”ok, waalaikumsalam” dan Rifiapun bergegas pulang dengan menaiki angkot setelah Rifia pergi akupun langsung bergegas pergi ke kamar, merapikan tempat tidurku dan tatapanku berhenti dimeja belajarku aku lihat buku yang lama banget tak aku buka, ku duduk dan aku buka dayri hemh tak kira apa setelah ku buka. Kenapa ingin sekali ku mengisinya dengan berbagai cerita lalu kutulis sebuah kalimat motifasi yang sekiranya membawa semangat baru buatku. (Kemarin adalah pelajaran, sekarang adalah tantangan), kata itu yang ku suka. “ka.?” Panggil ibukku “iya bu, ada apa.?” “sudah sholat ashar belum.?” “belum hehe.” “hemh sana gih mandi lalu sholat setelah itu anterin ibuk ke pasar. Kalok gak ada kita ke swalayan aja” “iya” “cepetan gih” “iya ibuk.” Akupun mandi, sholat dan ganti baju tak lupa hijab hehe.. “ayok buk” “iya.”

Di depan rumah aku dan ibuk menunggu angkot untuk pergi ke tempat tujuan, sampainya di swalayan ibukku berbelanja dengan mencari bahan-bahan yang telah di incarnya, akupun membuntutinya dibelakang. Sampai selesai dan langsung pulang sampainya dirumah hari sudah menampakkan gelapnya tandanya malemlah. Masak pagi, setelah selesai sholat maghrib acara makan malampun tiba banyak hal yang diperbincangkan di atas meja makan. Dari mulai pekerjaan ayah sampai urusan sekolahku, ternyata seru banget membahas masalah sekolah dengan orang tuahat yang sekiranya kita gak salah jalan dan bergaul sehingga aku sebut keluargaku adalah teman curhatku , setelah selesai nonton tv bareng dengan ditemani cemilan yang begitu gurih nyumy. Sesudah kenyang 8istirahat dikamar masing masak iya, udah gede kayak gitni masih mau tidur sama orang tua kan malu..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun