Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Titik Rata-Rata

29 Maret 2021   12:13 Diperbarui: 30 Maret 2021   08:38 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekuatan spiritual telah membuat pasukan Islam menang dalam perang Badar. Kekuatan tersebut juga membuat Rosulullah Saw. Mampu mengentaskan umat manusia dari kegelapan manuju hari yang cerah. Kekuatan spiritual telah membuat para sahabat menyerahkan segala yang mereka punya untuk berjuang di jalan Islam. Kekuatan spiritual pula yang membuat Islam terus dimuliakan dari zaman ke zaman.

Kekuatan spiritual bisa mewujudkan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi, misalnya orang yang sakit menjadi sembuh, hal yang kacau balau menjadi tertata, gelap menjadi terang benderang, lemah menjadi kuat. Dan lain sebagainya.

 Kekuatan spiritual yang baik bisa menciptakan tingkah laku terpuji, energy positif yang kadarnya beli lipat lebih banyak, menata pola piker, mengatur hati, mengontrol lisan, serta mengarahkan seseorang pada kemuliaan dan kearifan.

Sungguh, spiritualitas ketuhanan sangatlah penting bagi kita. Kita tidak akan bisa bersyuku tanpa kekuatan ini, sesempurna apa pun keadaan yang diberikan oleh Allah Swt., jika tidak disertai kesadaran spiritual ketuhanan, maka tidak akan membuat kita merasa puas, senang, dan damai. Kita hanya melihat kenikmatan sebagai keadaan yang tidak sempurna maupun menyenangkan. Demikian pula sebaliknya, meski keadaan yang kita rasakan serba terbatas, tetapi disertai dengan kesadaran spiritualitas ketuhanan yang baik, maka keadaan itu akan mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian. Kita tidak akan melihatnya sebagai keterbatasan, tetapi hal lain yang bermakna dan bernilai yang telah diberikan oleh Allah Swt. Kepada kita.

 Dengan demikian, kita mengetahui betapa penting arti rasa syukur bagi kehidupan kita. Rasa syukur menjadi penentu kebahagiaan kita di dunia, sekaligus menentukan kualitas diri kita.

BEAUTIFUL

 Keindahan sang Tuhan bisa dirasakan dari sekian jengkal kecil yang ada di dunia ini. Terkadang diri ini terharu akan semua yang di lukiskan oleh Dia, ketika diri ini merindukan sosok teman dalam hidup aku menghabiskan waktuku untuk melihat dan memandang lekat-lekat dalam waktu lama langit biru dengan barisan awan putih yang ada. Seketika itu aku percaya bahwa dia yang digariskan untukku sama-sama menatap langit yang sama, menghirup udara yang sama, menghabiskan waktu yang sama, dan menginjak bumi yang sama. Tapi, entah dibagian bumi mana dia tinggal? aku masih belum bertemu dengannya.

Kerinduan yang tak kunjung selesai. Pertemuan yang tak kunjung datang, dan mimpi yang terus membalut duka dalam hati. Entah bumi bagian mana aku menghentikan penungguan ini? Menunggu ternyata rasanya seperti sungguh menyiksa dan menyesakkan dada dan aku mengakui aku tidak benar-benar menyukainya. Dari waktu kewaktuku dihabiskan dengan duduk termenung dan menikmati waktu yang sekian detik telah berlalu sia-sia, sia-sia? Aku benci mengakuinya. Terlalu larut dalam perasaan yang entah tak bisa dimengerti oleh akal pikiran ini.

Bunga matahari itu. Bunga yang sama mengajarkan apa arti sabar dalam penungguan panjang, simbol dari cinta, kesabaran, keikhlasan, dan kekuatan. Bunga yang setiap hari menampakkan kecantikannya dan sepertinya akan selalu bersinar. Aku menyukainya, sebagaimana Tuhan menciptakannya begitu cantiknya. Apa pun yang hadir dalam hidup jika pada akhirnya harus melupakanku, maka aku akan baik-baik saja entahlah ini pilihanku melepas yang seharusnya dilepas. Tak lagi memaksakan siapa pun untuk tetap tinggal, untuk tetap menyukai, dan untuk tetap memihak. Terserahlah Tuhan dan semesta ini menjawab bagaimana aku dan bagaimana garis hidupku aku pun sudah tak memaksakan semuanya harus seperti apa yang aku inginkan dan yang aku harapkan. “Tuhan……. Apa yang sedang Engkau rencanakan untuk membuatku bahagia!?”. (terkadang susah menebak jika perasaannya masih labil kayak gini hehehe)

 Kecantikan itu adalah hal relatif. Relatif siapa yang melihat, relatif perasaan yang sedang melihat. “Karena kecantikan berasal dari pandangan setiap orang” bukannya memang benar seperti itu.? Seseorang dengan make up yang mahal sekalipun, dengan aksesoris yang indah sekalipun, dengan warna kulit yang menawan sekalipun. Tapi jika jatuhnya pada pandangan orang yang tidak memiliki minat untuk melihatnya apakah hal itu masih bisa ternilai cantik, indah, bahkan menawan? Maka dari itu kecantikan itu adalah hal relatif. Kecantikan hadir dan dimiliki setiap makhluk yang Tuhan ciptakan tidak terkecuali detail setiap jengkal bumi ini.

Kisah Yang Telah Pupus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun