Mohon tunggu...
puspita ayu kustiar
puspita ayu kustiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Tekhnologi Digital

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Harga Dan Kualitas Produk Dalam Meningkatkan Kepuasan Konsumen (Studi Kasus UMKM Warung Sembako Bapak Uus di Kecamatan Klapanunggal)

1 November 2024   16:04 Diperbarui: 1 November 2024   16:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber peneliti 2024

BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah suatu proses yang terorganisir untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.

Menurut Kotler dan Keller (2016), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pertukaran yang tercipta antara organisasi dan pasar untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menghantarkan, dan memberikan nilai bagi konsumen demi mencapai tujuan organisasi dalam jangka panjang. Selain itu manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian kegiatan usaha yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan, memperluas pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi tercapainya tujuan perusahaan (Djalil,Sofyan A, 2008)

Menjadikan manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang penting bagi organisasi, kelompok ataupun usaha untuk mencapai tujuannya. Dengan menerapkan manajemen pemasaran yang efektif, organisasi, kelompok ataupun usaha dapat menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran, sehingga dapat meningkatkan penjualan, laba, dan pangsa pasar.

2.1.1 Fungsi Manajemen Pemasaran

Fungsi manajemen adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh para manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut (Henry Fayol 1990) fungsi manajemen perencanaan adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah proses penetapan tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi ini meliputi:

Penetapan tujuan: Menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi.

Pengembangan strategi: Menentukan bagaimana tujuan akan dicapai.

Penyusunan rencana: Menjabarkan strategi ke dalam langkah-langkah yang konkret dan terukur.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah proses menata struktur dan sumber daya organisasi agar dapatmencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini meliputi:

Pembagian kerja: Membagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil dan mengelompokkannya ke dalam unit-unit kerja.

Penetapan wewenang dan tanggung jawab: Menentukan siapa yang bertanggung jawab atas apa dalam organisasi.

Pembentukan struktur organisasi: Menentukan bagaimana unit-unit kerja dihubungkan satu sama lain.

3) Kepemimpinan (Leading)

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain agar bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi ini meliputi:

Motivasi: Memberikan dorongan kepada karyawan untuk bekerja dengan baik.

Komunikasi: Menyampaikan informasi dan ide kepada karyawan.

Pemberian dukungan: Membantu karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

Pengambilan keputusan: Membuat keputusan yang tepat untuk organisasi.

4) Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah proses memantau kinerja organisasi dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan. Fungsi ini meliputi:

Penetapan standar: Menentukan apa yang dianggap sebagai kinerja yang baik.

Pengukuran kinerja: Mengukur kinerja organisasi dan karyawan.

Perbandingan kinerja dengan standar: Membandingkan kinerja dengan standar yang telah ditetapkan.

Pengambilan tindakan korektif: Mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerja yang tidak sesuai standar.

2.1.2 Tugas Manajemen Pemasaran

Menurut Sofyan Assauri dalam bukunya "Manajemen Pemasaran" (2013), tugas pokok manajemen pemasaran adalah:

1) Mengembangkan konsep yang ditujukan untuk memuaskan dan melayani konsumen yang belum terpenuhi.

Hal ini dilakukan dengan melakukan riset pasar untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan berdasarkan hasil riset, perusahaan dapat mengembangkan produk, jasa, dan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2) Mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen.

Hal ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti survei, wawancara, dan focus group discussion, dan dengan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menciptakan produk dan jasa yang tepat sasaran.

3)Membuat rancangan produk.

Hal ini meliputi desain produk, spesifikasi produk, dan packaging produk, dan Produk harus dirancang agar menarik bagi konsumen dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

4) Mengadakan pengujian terhadap berlakunya konsep produk tersebut.

Hal ini dilakukan dengan cara uji pasar, dan uji pasar dilakukan untuk mengetahui apakah produk tersebut diterima oleh konsumen.

5)Mengembangkan pembungkusan dan merek.

Pembungkusan dan merek yang menarik dapat membantu menarik perhatian konsumen dan meningkatkan daya saing produk.

6)Menentukan harga produk.

Harga produk harus ditentukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya produksi, harga pesaing, dan daya beli konsumen.

7)Memilih saluran distribusi yang tepat.

Saluran distribusi yang tepat akan membantu produk perusahaan menjangkau konsumen dengan mudah.

8)Melakukan promosi produk.

Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti iklan, public relations, dan sales promotion.

9)Memberikan pelayanan kepada konsumen.

Pelayanan yang baik dapat membantu meningkatkan kepuasan konsumen dan mendorong mereka untuk membeli kembali produk perusahaan.

10)Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pemasaran.

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan pemasaran berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  

2.1.3 Tujuan Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller dalam bukunya "Marketing Management" (2016), terdapat beberapa tujuan utama manajemen pemasaran, yaitu:

1)      Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.

Hal ini dilakukan dengan melakukan riset pasar dan analisis konsumen, dan dengan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menciptakan produk dan jasa yang tepat sasaran.

2)      Mengembangkan dan menawarkan produk dan jasa yang bernilai.

Produk dan jasa yang bernilai adalah produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan baik, dan untuk mengembangkan produk dan jasa yang bernilai, perusahaan perlu melakukan inovasi dan kreativitas.

3)      Mengkomunikasikan nilai produk dan jasa kepada konsumen.

Komunikasi yang efektif dapat membantu konsumen memahami nilai produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, dan perusahaan dapat menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk menjangkau konsumen, seperti iklan, public relations, dan media sosial.

4)      Menciptakan dan membangun hubungan yang kuat dengan konsumen.

Hubungan yang kuat dengan konsumen dapat membantu meningkatkan loyalitas dan kepuasan konsumen, dan perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat dengan konsumen dengan memberikan pelayanan yang baik, program loyalitas, dan komunikasi yang personal.

5)      Menangkap dan mempertahankan nilai konsumen.

Nilai konsumen adalah nilai yang diciptakan oleh perusahaan untuk konsumennya, dan perusahaan dapat menangkap dan mempertahankan nilai konsumen dengan memberikan pengalaman konsumen yang positif dan membangun hubungan yang kuat dengan konsumen.

2.2 Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan faktor penting dalam dunia bisnis. Konsumen yang puas cenderung akan kembali membeli produk atau jasa perusahaan, merekomendasikannya kepada orang lain, dan tidak mudah tergoda oleh produk pesaing. Theodore Levitt (2020) dalam bukunya "Marketing Management in the 21st Century," Levitt menyatakan bahwa kepuasan konsumen di era digital ini semakin kompleks dan dinamis. Konsumen memiliki akses yang mudah ke informasi dan dapat dengan mudah membandingkan produk dan jasa dari berbagai perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu lebih fokus pada pengalaman konsumen secara keseluruhan, bukan hanya pada kualitas produk atau jasa semata.

Frederick Reichheld (2021) Reichheld, dalam bukunya "The Ultimate Question: How Loyal Are Your Customers?" (2021), menekankan pentingnya membangun loyalitas konsumen. Dia berpendapat bahwa konsumen yang loyal adalah konsumen yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu fokus pada peningkatan kepuasan konsumen dan membangun hubungan jangka panjang dengan mereka. Serta Michael Porter (2024) dalam bukunya "Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance" (2024), menekankan pentingnya membangun nilai konsumen. Dia berpendapat bahwa perusahaan yang dapat menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi konsumennya akan lebih sukses dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan perlu fokus pada peningkatan kepuasan konsumen dan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada mereka.

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Terdapat beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen yakni:

1)      Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan faktor yang paling penting dalam mempengaruhi kepuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas jika produk yang mereka beli memiliki kualitas yang baik, sesuai dengan harapan mereka, dan tidak mengecewakan. Dan kualitas produk dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti kesegaran bahan makanan, rasa yang enak, kemasan yang menarik, dan harga yang sesuai dengan kualitas.

2)      Harga

Harga merupakan faktor penting lainnya yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas jika mereka dapat membeli produk dengan harga yang sesuai dengan nilai produk tersebut, dan harga yang terlalu mahal dapat membuat konsumen merasa tidak puas, sedangkan harga yang terlalu murah dapat membuat konsumen ragu-ragu tentang kualitas produk.

3)      Pelayanan

Pelayanan yang baik dari penjual warung juga dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas jika mereka mendapatkan pelayanan yang ramah, sopan, dan membantu dari penjual, dan pelayanan yang baik dapat meliputi kesediaan penjual untuk membantu konsumen memilih produk, memberikan informasi tentang produk, dan membantu konsumen dalam proses pembayaran.

4)      Suasana

Suasana warung yang nyaman dan bersih juga dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Konsumen akan merasa senang dan betah berbelanja di warung yang memiliki suasana yang menyenangkan, dan suasana warung yang nyaman dapat diciptakan dengan menjaga kebersihan warung, menyediakan tempat duduk yang nyaman, dan memutar musik yang tidak terlalu keras.

5)      Kemudahan Akses

Kemudahan akses ke warung juga dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas jika mereka dapat dengan mudah menemukan warung dan menjangkau warung tersebut, dan kemudahan akses dapat diwujudkan dengan memilih lokasi warung yang strategis, menyediakan tempat parkir yang memadai, dan memberikan informasi yang jelas tentang lokasi warung. 

 

2.2.2 Pengukuran Kepuasan Konsumen

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen di warung:

1)      Survei

Survei merupakan metode yang paling umum digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen. Survei dapat dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada konsumen setelah mereka berbelanja di warung, dan kuesioner dapat berisi pertanyaan tentang berbagai aspek yang terkait dengan kepuasan konsumen, seperti kualitas produk, harga, pelayanan, suasana warung, dan kemudahan akses.

2)      Wawancara

Wawancara merupakan metode yang lebih mendalam untuk mengukur kepuasan konsumen. Wawancara dapat dilakukan dengan cara berdialog langsung dengan konsumen untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang pengalaman mereka berbelanja di warung, dan wawancara dapat dilakukan secara langsung atau melalui telepon.

3)      Observasi

Observasi merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengamati perilaku konsumen saat mereka berbelanja di warung. Dengan mengamati perilaku konsumen, peneliti dapat mengetahui apakah konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh warung, dan observasi dapat dilakukan secara langsung atau dengan menggunakan kamera CCTV.

4)      Analisis Pengaduan

Analisis pengaduan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen dengan cara menganalisis jumlah dan jenis pengaduan yang diterima oleh warung, dan pengaduan konsumen dapat dikumpulkan melalui berbagai saluran, seperti telepon, email, dan media sosial.

5)      Pengukuran Loyalitas Konsumen

Pengukuran loyalitas konsumen dapat dilakukan dengan cara melacak jumlah pembelian yang dilakukan oleh konsumen, frekuensi pembelian, dan nilai pembelian, dan konsumen yang loyal adalah konsumen yang sering berbelanja di warung dan membelanjakan banyak uang di warung.

2.2.3 Dimensi Konsumen

Terdapat beberapa dimensi utama yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen di warung:

1)      Kualitas Produk

Kualitas produk mengacu pada kesesuaian produk dengan harapan konsumen. Konsumen akan merasa puas jika produk yang mereka beli memiliki kualitas yang baik, sesuai dengan deskripsi yang diberikan, dan tidak mengecewakan, dan dimensi kualitas produk dapat diukur dengan beberapa indikator, seperti: Ketahanan bahan makanan dan Kemasan yang menarik

2)      Harga

Harga mengacu pada jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk membeli produk. Konsumen akan merasa puas jika harga yang mereka bayarkan sesuai dengan nilai produk yang mereka beli, Dan dimensi harga dapat diukur dengan beberapa indikator, seperti: Kesesuaian harga dengan kualitas produk, kesesuaian harga dengan harga di warung lain dan ketersediaan diskon atau promo

3)      Pelayanan

Pelayanan mengacu pada kualitas layanan yang diberikan oleh penjual warung kepada konsumen. Konsumen akan merasa puas jika mereka mendapatkan pelayanan yang ramah, sopan, dan membantu dari penjual, Dan dimensi pelayanan dapat diukur dengan beberapa indikator, seperti: Keramahan penjual, kesopanan penjual, kecepatan pelayanan, ketepatan dalam penyajian makanan dan kesediaan penjual untuk membantu konsumen

4)      Suasana Warung

Suasana warung mengacu pada kondisi fisik dan lingkungan warung yang dirasakan oleh konsumen. Konsumen akan merasa puas jika mereka berbelanja di warung yang memiliki suasana yang nyaman dan bersih, Dan dimensi suasana warung dapat diukur dengan beberapa indikator, seperti: Kebersihan warung, kenyamanan tempat duduk, dan suhu ruangan yang sejuk

5)      Kemudahan Akses

Kemudahan akses mengacu pada kemudahan konsumen untuk mencapai warung. Konsumen akan merasa puas jika mereka dapat dengan mudah menemukan warung dan menjangkau warung tersebut, Dan dimensi kemudahan akses dapat diukur dengan beberapa indikator, seperti: Lokasi warung yang strategis, ketersediaan tempat parkir yang memadai dan kejelasan informasi tentang lokasi warung

2.2.4 Strategi Kepuasan Konsumen

Terdapat beberapa strategi utama yang dapat diterapkan oleh pemilik warung untuk meningkatkan kepuasan konsumen:

1)      Menjaga Kualitas Produk

Dalam menjaga kualitas produk harus menggunakan bahan makanan yang segar dan berkualitas baik, produk yang bisa bertahan lama sesuai keterangan produk.

2)      Menawarkan Harga yang Wajar

Lakukan riset pasar untuk mengetahui harga yang wajar untuk produk yang ditawarkan, berikan diskon secara berkala untuk menarik konsumen, tawarkan paket  dengan harga yang lebih hemat.

3)      Memberikan Pelayanan yang Baik

Berikan informasi yang jelas tentang produk dan harga kepada konsumen, bantu konsumen dalam memilih produk yang sesuai dengan selera mereka dan tanyakan kepada konsumen tentang kepuasan mereka terhadap produk dan pelayanan.

4)      Menciptakan Suasana Warung yang Nyaman

Jaga kebersihan warung, ciptakan suasana yang tenang dan nyaman dengan memutar musik yang tidak terlalu keras, sediakan tempat duduk yang nyaman dan bersih, pastikan warung memiliki pencahayaan yang cukup.

5)      Mempermudah Akses Konsumen

Pilih lokasi warung yang strategis dan mudah dijangkau, sediakan tempat parkir yang memadai, sampaikan informasi tentang lokasi warung dengan jelas, tawarkan layanan pesan antar untuk konsumen yang tidak ingin datang ke warung.

2.2.5 Manfaat Kepuasan Konsumen

Meningkatkan kepuasan konsumen di warung dapat memberikan banyak manfaat bagi pemilik warung, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah beberapa manfaatnya:

1)      Peningkatan Penjualan

Konsumen yang puas cenderung akan kembali berbelanja di warung dan membeli lebih banyak produk, konsumen yang puas juga akan merekomendasikan warung kepada orang lain, sehingga dapat menarik konsumen baru.

2)      Peningkatan Loyalitas Konsumen

Konsumen yang loyal adalah konsumen yang selalu berbelanja di warung dan tidak mudah tergoda oleh produk pesaing, dan konsumen yang loyal juga cenderung lebih toleran terhadap kesalahan dan lebih mudah memaafkan warung.

3)      Peningkatan Citra Warung

Warung yang memiliki reputasi baik sebagai warung yang memuaskan konsumen akan lebih mudah menarik minat konsumen baru dan citra warung yang baik juga dapat meningkatkan kredibilitas warung di mata masyarakat.

4)      Pengurangan Biaya Operasional

Konsumen yang puas cenderung tidak akan membuat masalah, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya bagi pemilik warung, dan konsumen yang puas juga cenderung lebih mudah dilayani, sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional warung.

5)      Peningkatan Keuntungan

Pada akhirnya, peningkatan kepuasan konsumen akan berdampak pada peningkatan keuntungan bagi pemilik warung.

2.3 Harga

Menurut Basu Swamy (2020) Dalam bukunya "Marketing Management: Text and Cases", Basu Swamy mendefinisikan harga sebagai nilai yang ditukar konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Harga dapat berupa uang, barang, atau jasa lainnya. Dan menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2021) Dalam bukunya "Marketing Management" (16th Edition, 2021), Kotler dan Keller mendefinisikan harga sebagai jumlah uang yang diminta penjual untuk suatu produk atau jasa. Harga merupakan salah satu faktor penting dalam marketing mix yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Dan selanjutnya menurut Tjiptono dan Chandra (2022) Dalam bukunya "Marketing" (10th Edition, 2022), Tjiptono dan Chandra mendefinisikan harga sebagai nilai tukar yang diberikan konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Harga dapat berupa uang, barang, atau jasa lainnya. Harga merupakan salah satu elemen penting dalam strategi marketing yang dapat mempengaruhi daya saing perusahaan. Sedangkan Peter S. F. Drucker (2023) Dalam bukunya "The Practice of Management" (2023), Drucker mendefinisikan harga sebagai ukuran nilai yang dikomunikasikan oleh penjual kepada pembeli. Harga merupakan salah satu alat yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuannya.

2.3.1 Peran Penting Harga

Harga memiliki peran penting dalam berbagai aspek bisnis, di antaranya:

1)      Menentukan Pendapatan dan Keuntungan

Harga merupakan salah satu faktor utama yang menentukan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Harga yang terlalu tinggi dapat membuat konsumen enggan membeli, sedangkan harga yang terlalu rendah dapat membuat perusahaan rugi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menentukan harga yang tepat agar dapat mencapai target pendapatan dan keuntungan yang diinginkan.

2)      Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Harga merupakan salah satu faktor utama yang dipertimbangkan konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Konsumen akan cenderung membeli produk yang memiliki harga yang sesuai dengan nilai produk tersebut dan sesuai dengan anggaran mereka. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami perilaku konsumen dan menentukan harga yang menarik bagi konsumen.

3)      Membedakan Produk dari Pesaing

Harga dapat digunakan untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Harga yang lebih tinggi dapat menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang lebih baik, sedangkan harga yang lebih rendah dapat menarik konsumen yang mencari produk dengan harga yang lebih murah. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan riset pasar dan memahami strategi harga pesaing sebelum menentukan harga produknya sendiri.

4)      Mencapai Tujuan Marketing

Harga dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan marketing, seperti meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan brand awareness, atau menarik konsumen baru. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menentukan strategi harga yang sesuai dengan tujuan marketingnya.

5)      Mengatur Permintaan dan Penawaran

Harga dapat digunakan untuk mengatur permintaan dan penawaran produk. Harga yang lebih tinggi dapat mengurangi permintaan, sedangkan harga yang lebih rendah dapat meningkatkan permintaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami kondisi pasar dan menggunakan harga untuk mencapai keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

2.3.2 Pendekatan Harga

Terdapat beberapa strategi pendekatan harga yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan harga produk atau jasanya di antaranya:

1)      Penetapan Harga Berbasis Biaya (Cost-Based Pricing)

Strategi ini didasarkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi atau menyediakan produk atau jasa. Harga jual dihitung dengan menambahkan markup tertentu di atas total biaya. Kelebihan dari penetapan harga berbasis biaya yakni mudah diterapkan dan dipahami dan memastikan keuntungan minimum bagi perusahaan. Akan tetapi ada Kekurangannya yakni tidak mempertimbangkan faktor permintaan pasar dan daya saing dan mungkin tidak menarik bagi konsumen yang sensitif terhadap harga.

2)      Penetapan Harga Berbasis Permintaan (Demand-Based Pricing)

Penetapan harga berbasis permintaan adalah Strategi ini didasarkan pada permintaan pasar terhadap produk atau jasa. Harga jual ditentukan berdasarkan seberapa banyak konsumen yang bersedia membayar untuk produk atau jasa tersebut. Kelebihan dari penetapan harga berbasis permintaan yakni memungkinkan perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan dan dapat menarik konsumen yang sensitif terhadap harga. Akan tetapi ada Kekurangannya yakni memerlukan riset pasar yang ekstensif untuk memahami permintaan pasar dan beresiko kehilangan konsumen yang tidak bersedia membayar harga tinggi.

3)      Penetapan Harga Berbasis Persaingan (Competition-Based Pricing)

Pengertian penetapan harga berbasis persaingan Strategi ini didasarkan pada harga produk atau jasa pesaing. Harga jual ditentukan berdasarkan harga produk atau jasa yang sejenis di pasaran. Kelebihan dari penetapan harga berbasis persaingan yakni mudah diterapkan dan dipahami dan membantu perusahaan untuk tetap kompetitif di pasar. Akan tetapi ada Kekurangannya yakni tidak mempertimbangkan faktor biaya dan permintaan pasar dan mungkin tidak menguntungkan bagi perusahaan yang memiliki biaya produksi yang lebih tinggi.

4)      Penetapan Harga Berbasis Nilai (Value-Based Pricing)

Pengertian penetapan harga berbasis nilai adalah Strategi ini didasarkan pada nilai yang dirasakan konsumen terhadap produk atau jasa. Harga jual ditentukan berdasarkan manfaat yang diterima konsumen dari produk atau jasa tersebut. Kelebihan penetapan harga berbasis nilai yakni memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan harga premium untuk produk atau jasanya dan membangun loyalitas konsumen yang tinggi. Akan tetapi memiliki Kekurangan yakni memerlukan upaya marketing yang kuat untuk meyakinkan konsumen tentang nilai produk atau jasa dan berisiko kehilangan konsumen yang tidak bersedia membayar harga tinggi.

2.3.3 Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga pada setiap perusahaan berbeda-beda, sesuai dengan kepentingan yang ingin dicapai oleh perusahan dan dalam buku mereka "Marketing" (10th Edition), Tjiptono dan Chandra (2022) menjelaskan bahwa penetapan harga memiliki beberapa tujuan utama, diantaranya akan dijelaskan  pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Tujuan Penetapan Harga

No

Tujuan Penetapan Harga

Deskripsi

1

Mencapai Laba

Tujuan utama penetapan harga bagi banyak perusahaan adalah untuk mencapai laba. Laba diperoleh dengan menetapkan harga jual yang lebih tinggi daripada biaya produksi atau penyediaan produk atau jasa. Penetapan harga yang tepat dapat membantu perusahaan untuk menutupi biaya-biaya operasional, membayar pajak, dan memberikan keuntungan bagi pemilik perusahaan.

2

Meningkatkan Pangsa Pasar

Penetapan harga yang kompetitif dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Harga yang lebih rendah dapat menarik lebih banyak konsumen untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Dengan meningkatkan pangsa pasar, perusahaan dapat mencapai skala ekonomi yang lebih besar dan meningkatkan keuntungannya.

3

Menjaga Stabilitas Harga

Dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin menetapkan harga yang stabil untuk menghindari fluktuasi harga di pasaran. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk menjaga hubungan yang baik dengan konsumen dan pemasok. Stabilitas harga juga dapat memberikan kepastian bagi konsumen dan membantu mereka dalam membuat keputusan pembelian.

4

Mencapai Tujuan Lainnya

Selain tiga tujuan-tujuan yang disebutkan, penetapan harga juga dapat digunakan untuk mencapai tujuan lain, seperti: Meluncurkan produk baru, menembus pasar baru, menyingkirkan pesaing dan memenuhi tanggung jawab sosial

Sumber: Tjiptono dan Chandra (2022)

2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Penetapan harga merupakan salah satu elemen penting dalam strategi bisnis yang harus dilakukan dengan cermat. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga produk atau jasa, yang dapat dikategorikan menjadi dua kelompok utama: faktor langsung dan faktor tidak langsung.

1)        Faktor Langsung

Faktor langsung adalah secara langsung mempengaruhi biaya produksi atau penyediaan produk atau jasa. Faktor-faktor ini termasuk:

Biaya bahan baku

Harga bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa dapat berfluktuasi karena berbagai faktor, seperti kondisi pasar, cuaca, dan kebijakan pemerintah.

Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi produk atau jasa juga dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis pekerjaan, dan keterampilan yang dibutuhkan.

Biaya overhead

Biaya overhead adalah biaya-biaya yang tidak langsung terkait dengan produksi, seperti biaya sewa, biaya listrik, dan biaya administrasi.

2)        Faktor Tidak Langsung

Tidak secara langsung mempengaruhi biaya produksi, tetapi dapat memengaruhi permintaan dan penawaran produk atau jasa. Faktor-faktor ini termasuk:

Permintaan pasar

Permintaan pasar adalah jumlah produk atau jasa yang ingin dibeli konsumen pada harga tertentu. Permintaan yang tinggi dapat mendorong harga naik, sedangkan permintaan yang rendah dapat mendorong harga turun.

Persaingan

Persaingan dari perusahaan lain yang menawarkan produk atau jasa serupa dapat memengaruhi harga. Perusahaan mungkin perlu menurunkan harga untuk bersaing dengan pesaingnya.

Kemampuan pembeli untuk membayar

Kemampuan pembeli untuk membayar adalah jumlah uang yang bersedia dibayarkan konsumen untuk produk atau jasa. Perusahaan mungkin perlu mempertimbangkan kemampuan pembeli untuk membayar saat menetapkan harga.

Citra merek

Citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merek. Merek yang memiliki citra yang kuat mungkin dapat menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produk atau jasanya.

Peraturan pemerintah

Peraturan pemerintah, seperti pajak dan bea cukai, dapat memengaruhi harga produk atau jasa.Penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan semua faktor-faktor ini saat menetapkan harga produk atau jasanya. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi penetapan harga, perusahaan dapat menentukan harga yang tepat untuk mencapai tujuannya.

2.3.5 Metode Penetapan Harga

Tjiptono dan Chandra (2022) dalam buku "Marketing" edisi ke-10 mendefinisikan metode penetapan harga sebagai "strategi yang digunakan perusahaan untuk menentukan harga jual produk atau jasa mereka". Penetapan harga harus didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai perusahaan, dan harus mempertimbangkan berbagai faktor internal dan eksternal. Dalam buku mereka "Marketing" (10th Edition), Tjiptono dan Chandra (2022) menjelaskan beberapa metode penetapan harga yang umum digunakan oleh perusahaan, di antaranya:

1)      Penetapan Harga Berbasis Biaya (Cost-Based Pricing)

Metode ini didasarkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi atau menyediakan produk atau jasa. Harga jual dihitung dengan menambahkan markup tertentu di atas total biaya. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk melakukan metode ini yakni dengan menghitung total biaya variabel dan biaya tetap, selanjutnya tentukan tingkat keuntungan yang diinginkan dan tambahkan markup pada total biaya untuk mendapatkan harga jual.

2)      Penetapan Harga Berbasis Permintaan (Demand-Based Pricing)

Metode ini didasarkan pada permintaan pasar terhadap produk atau jasa. Harga jual ditentukan berdasarkan seberapa banyak konsumen yang bersedia membayar untuk produk atau jasa tersebut. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk melakukan metode ini yakni dengan melakukan riset pasar untuk mengetahui permintaan pasar terhadap produk atau jasa, gunakan metode analisis permintaan untuk menentukan harga yang optimal, dan mertimbangkan faktor-faktor seperti sensitivitas harga konsumen dan daya beli konsumen.

3)      Penetapan Harga Berbasis Persaingan (Competition-Based Pricing)

Metode ini didasarkan pada harga produk atau jasa pesaing. Harga jual ditentukan berdasarkan harga produk atau jasa yang sejenis di pasaran. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk melakukan metode ini yakni dengan melakukan riset pasar untuk mengetahui harga produk atau jasa pesaing, selanjutnya tentukan harga jual yang kompetitif dengan harga produk atau jasa pesaing dan pertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas produk atau jasa, citra merek, dan keunggulan kompetitif perusahaan.

4)      Penetapan Harga Berbasis Nilai (Value-Based Pricing)

Metode ini didasarkan pada nilai yang dirasakan konsumen terhadap produk atau jasa. Harga jual ditentukan berdasarkan manfaat yang diterima konsumen dari produk atau jasa tersebut. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk melakukan metode ini yakni dengan mengidentifikasi nilai yang dirasakan konsumen terhadap produk atau jasa, selanjutnya membangkan strategi marketing yang menekankan nilai produk atau jasa dan tetapkan harga jual yang sesuai dengan nilai yang dirasakan konsumen.

5)      Penetapan Harga Psikologis (Psychological Pricing)

Metode ini menggunakan harga yang menarik secara psikologis untuk menarik konsumen. Contohnya termasuk penetapan harga ganjil (misalnya, Rp.99.000) atau penetapan harga diskon (misalnya, 50% off). Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk melakukan metode ini yakni dengan memiilih strategi penetapan harga psikologis yang sesuai dengan produk atau jasa, selanjutnya pastikan strategi penetapan harga psikologis konsisten dengan strategi marketing lainnya dan pantau efektivitas strategi penetapan harga psikologis dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.

2.3.6 Strategi Penetapan Harga

Strategi penetapan harga adalah serangkaian tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk menentukan harga jual produk atau jasanya. Penetapan harga yang tepat dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya, seperti meningkatkan keuntungan, meningkatkan pangsa pasar, dan membangun citra merek yang kuat. Tjiptono dan Chandra (2022) dalam buku "Marketing" edisi ke-10 mendefinisikan strategi penetapan harga sebagai "suatu rencana yang disusun oleh perusahaan untuk menentukan harga jual produk atau jasanya dalam rangka mencapai tujuan bisnis perusahaan." Penetapan harga harus didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai perusahaan, dan harus mempertimbangkan berbagai faktor internal dan eksternal.

Dalam buku "Marketing" (10th Edition), Tjiptono dan Chandra (2022) menjelaskan beberapa strategi penetapan harga yang umum digunakan oleh perusahaan, di antaranya:

1)      Penetapan Harga Berdasarkan Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Pricing)

Strategi ini menyesuaikan harga produk dengan tahap siklus hidupnya, yaitu:

Tahap Perkenalan: Harga jual ditetapkan tinggi untuk menutup biaya pengembangan dan mendapatkan keuntungan awal.

Tahap Pertumbuhan: Harga jual diturunkan untuk menarik lebih banyak konsumen dan meningkatkan pangsa pasar.

Tahap Kematangan: Harga jual distabilkan untuk mempertahankan pangsa pasar dan menghadapi persaingan.

Tahap Penurunan: Harga jual diturunkan drastis untuk menghabiskan stok dan memaksimalkan keuntungan sebelum produk dihapus dari pasaran.

2)      Penetapan Harga Berdasarkan Perbedaan Konsumen (Differential Pricing)

Strategi ini menawarkan harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama kepada konsumen yang berbeda berdasarkan faktor-faktor seperti:

Segmen pasar: Harga jual yang berbeda untuk segmen pasar yang berbeda.

Jumlah pembelian: Harga jual yang lebih murah untuk pembelian dalam jumlah besar.

Waktu pembelian: Harga jual yang lebih murah untuk pembelian pada waktu tertentu, seperti di luar musim ramai.

 Metode pembayaran: Harga jual yang lebih murah untuk pembayaran dengan cara tertentu, seperti tunai atau kartu debit.

3)      Penetapan Harga Berdasarkan Persaingan (Competitive Pricing)

Strategi ini menetapkan harga jual berdasarkan harga produk atau jasa yang sejenis di pasaran. Perusahaan dapat memilih untuk:

Harga yang Sama: Menetapkan harga yang sama dengan pesaing.

Harga yang Lebih Rendah: Menetapkan harga yang lebih rendah dari pada pesaing untuk menarik konsumen.

Harga yang Lebih Tinggi: Menetapkan harga yang lebih tinggi dari pada pesaing dengan menawarkan nilai yang lebih tinggi kepada konsumen.

4)      Penetapan Harga Berdasarkan Biaya (Cost-Based Pricing)

Strategi ini menetapkan harga jual berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi atau menyediakan produk atau jasa. Perusahaan dapat menggunakan metode:

Cost-Plus Pricing: Menambahkan markup tertentu di atas total biaya untuk mendapatkan harga jual.

Target Costing: Menentukan target biaya dan kemudian mendesain produk atau jasa untuk mencapai target tersebut.

Activity-Based Costing: Menghitung biaya produk atau jasa berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk memproduksinya.

2.3.7 Indikator Harga

Indikator harga adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menentukan harga jual produk atau jasanya. Penetapan harga yang tepat dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya, seperti meningkatkan keuntungan, meningkatkan pangsa pasar, dan membangun citra merek yang kuat. dan Menurut Kotler dan Amstrong (2012:278) terdapat 4 indikator yang mencirikan harga yang akan dijelaskan pada tabel 2.2

Table 2.2

Indikator Harga

No

Indikator Harga

Deskripsi

1

Keterjangkauan Harga

Aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.

2

Daya Saing Harga

Penawaran harga yang diberikan oleh produsen atau penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain, pada suatu jenis produk yang sama.

3

Kesesuaian Harga Dengan Kualitas Produk

Aspe penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang dapat diperoleh oleh konsumen.

4

Kesesuaian Harga Dengan Manfaat Produk

Aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.

Sumber: Kotler dan Amstrong (2012)

2.4 Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan daya saing dan keberhasilan suatu perusahaan di pasar. Para ahli telah mendefinisikan kualitas produk dengan berbagai sudut pandang, namun secara umum, kualitas produk merujuk pada kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Seperti Basu Swamy (2020) mendefinisikan kualitas produk sebagai "kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen secara konsisten." Kualitas produk yang baik dapat meningkatkan kepuasan konsumen, loyalitas, dan citra merek perusahaan. Selain itu juga ada Kotler dan Keller (2021) dalam buku "Marketing Management" edisi ke-16 mendefinisikan kualitas produk sebagai "semua karakteristik produk atau jasa yang berdampak pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen." Kualitas produk meliputi aspek fisik, kinerja, keandalan, daya tahan, estetika, dan kemudahan penggunaan.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2022) dalam buku "Marketing" edisi ke-10 mendefinisikan kualitas produk sebagai "keseluruhan ciri, sifat, dan karakteristik suatu produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen." Kualitas produk yang baik dapat memberikan nilai tambah bagi konsumen dan meningkatkan daya saing perusahaan. Dan Porter (2024) dalam bukunya "Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance" edisi ke-10 mendefinisikan kualitas produk sebagai "alat yang membantu perusahaan untuk menciptakan nilai bagi konsumen dan mencapai keunggulan kompetitif." Kualitas produk yang unggul dapat membantu perusahaan untuk menarik dan mempertahankan konsumen, serta meningkatkan keuntungan. Pengertian kualitas produk yang dikemukakan oleh para ahli menunjukkan bahwa kualitas produk merupakan konsep yang multidimensi dan kompleks. Kualitas produk tidak hanya ditentukan oleh aspek fisiknya, tetapi juga oleh kinerja, keandalan, daya tahan, estetika, kemudahan penggunaan, dan nilai tambah yang diberikan kepada konsumen.

2.4.1 Dimensi Kualitas Produk

Dalam bukunya "Marketing Management: Text and Cases", Basu Swamy (2020) mengidentifikasi delapan dimensi utama yang digunakan untuk menilai kualitas produk. Dimensi-dimensi ini membantu perusahaan dalam memahami ekspektasi konsumen dan menciptakan produk yang berkualitas tinggi. Berikut pada tabel 2.3 adalah delapan dimensi kualitas produk menurut Basu Swamy (2020):

Tabel 2.3

Dimensi Kualitas Produk

No

Dimensi Kualitas Produk

Deskripsi

1

Kinerja (Performance)

Kemampuan produk untuk memenuhi fungsi utama dan tugas-tugas yang diharapkan oleh konsumen.

2

Fitur (Features)

Berbagai karakteristik dan atribut yang ditawarkan produk kepada konsumen.

3

Keandalan (Reliability)

Kemampuan produk untuk berfungsi secara konsisten dan bebas dari kerusakan selama periode waktu tertentu.

4

Kesesuaian (Conformance)

Tingkat kesesuaian produk dengan standar, spesifikasi, dan ekspektasi konsumen.

5

Daya Tahan (Durability)

Kemampuan produk untuk bertahan lama dan tahan terhadap penggunaan dan keausan.

6

Kemudahan Servis (Serviceability)

Kemudahan dan biaya yang terkait dengan perbaikan dan pemeliharaan produk.

7

Estetika (Aesthetics)

Penampilan produk, termasuk desain, warna, bentuk, dan gaya.

8

Kemudahan Penggunaan (Ease of Use)

Kemudahan konsumen dalam mempelajari, memahami, dan menggunakan produk.

Sumber: Basu Swamy (2020)

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Basu Swamy (2020) mengidentifikasi beberapa faktor utama yang dapat memengaruhi kualitas produk. Faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam upaya mereka untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan memenuhi ekspektasi konsumen. Berikut beberapa faktor yang dimaksud:

1)         Desain Produk (Product Design)

Menekankan pentingnya desain produk yang baik dalam menentukan kualitas produk. Desain yang baik harus mempertimbangkan berbagai aspek, seperti, fungsionalitas Produk harus dapat memenuhi fungsi utamanya dengan baik dan efektif, estetika Produk harus memiliki tampilan yang menarik dan sesuai dengan selera konsumen, kemudahan Penggunaan Produk harus mudah digunakan dan dipahami oleh konsumen, aspek Keselamatan: Produk harus aman bagi konsumen untuk digunakan.

2)         Bahan Baku (Raw Materials)

Basu Swamy juga mengemukakan bahwa penggunaan bahan baku berkualitas tinggi sangat penting untuk menghasilkan produk yang tahan lama, handal, dan aman bagi konsumen. Pemilihan bahan baku yang tepat harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti, Kualitas Bahan baku harus memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan, ketahanan bahan baku harus tahan lama dan tidak mudah rusak, kesesuaian bahan baku harus sesuai dengan fungsi dan desain produk dan keamanan bahan baku harus aman bagi konsumen untuk digunakan.

3)         Proses Produksi (Production Process)

Basu Swamy menjelaskan bahwa proses produksi yang terkontrol dan efisien dengan standar kualitas yang tinggi dapat membantu memastikan konsistensi dan keandalan produk. Proses produksi yang baik harus meliputi, perencanaan yang matang proses produksi harus direncanakan dengan matang dan terperinci untuk menghindari kesalahan dan pemborosan, pengendalian kualitas yang ketat sistem pengendalian kualitas yang ketat harus diterapkan di seluruh tahapan produksi untuk memastikan kesesuaian produk dengan standar yang ditetapkan, pemanfaatan teknologi, teknologi terbaru harus dimanfaatkan dalam proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.

4)    Pengendalian Kualitas (Quality Control)

Basu Swamy menekankan pentingnya penerapan sistem pengendalian kualitas yang ketat untuk memastikan kualitas produk. Sistem pengendalian kualitas yang baik harus meliputi, pemeriksaan produk, produk harus diperiksa secara berkala di seluruh tahapan produksi untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar yang ditetapkan, pengujian produk produk harus diuji secara menyeluruh sebelum dipasarkan untuk memastikan keamanannya dan kesesuaiannya dengan fungsi utamanya, penanganan keluhan, keluhan konsumen tentang kualitas produk harus ditangani dengan cepat dan tepat untuk menjaga kepuasan konsumen.

2.4.3 Indikator Kualitas Produk

Menurut Tjiptono dan Chadra (2022) terdapat dimensi utama yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas produk. Dimensi-dimensi ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk menilai kualitas produk, baik untuk produk barang maupun jasa. 2.4 beberapa indikator kualitas produk menurut Tjiptono dan Chandra (2022):

Tabel 2.4

Indikator Kualitas Produk

No

Indikator Kualitas Produk

Deskripsi

1

Kinerja

Segarnya produk, rasa yang enak, dan kemampuan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2

Keandalan

Produk tidak mudah rusak atau basi, kemasan yang baik dan tanggal kadaluarsa yang masih jauh.

3

Kesesuaian

Produk sesuai dengan merek, ukuran, varian yang diminta konsumen.

4

Daya Tahan

Produk tahan lama, terutama untuk produk kering.

5

Kualitas Yang Dirasakan

Reputasi warung sembako, kebersihan tempat dan pelayanan yang baik.

Sumber: Tjiptono dan Chandra (2022)

Kualitas produk merupakan hasil dari sinergi berbagai faktor yang saling terkait. Indikator-indikator yang disebutkan di atas membantu perusahaan dalam mengukur dan meningkatkan kualitas produk mereka. Dengan fokus pada indikator-indikator ini, perusahaan dapat menciptakan produk yang memenuhi ekspektasi konsumen dan mencapai keunggulan kompetitif di pasar.

2.5 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang akan mengarahkan penelitian

Tabel 2.5

Penelitian Terdahulu

No

Penulis

Judul Penelitian

Hasil Penelitian

1

Brigitte Tombeng, Ferdy Roring, Farlane S. Rumokoy (2019)

Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Raja Oci Manado

Berdasarkan pengujian dan pengamatan untuk variabel harga berpengaruh positif dan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan oci. Dan Berdasarkan pengujian dan pengamatan untuk variabel kualitas produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan oci

2.

Mulyeni Fitri, Jamalludin , dan Chezy WM Vermila (2019)

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Sembako Pada Minimarket Juan Di Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Berdasarkan hasil pembahasan jurnal tersebut didapatkan beberapa kesimpulan bahwa konsumen sudah merasa puas akan sembako yang terdapat di Minimarket Juan. Dimana sembako tersebut adalah beras, gula minyak, telur dan susu.

3.

Dede Alfian, Lina Noersanti, S.Si., M.Si (2020)

Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan Dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Pada Pasar Jaya Klender Ss)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Harga tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada konsumen Pasar Jaya Klender SS, Kemudian variabel Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada konsumen Pasar Jaya Klender SS,

4.

Nissa'ul Kafifah, Maria Agatha Sri Widyanti Hastuti (2023)

Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Toko Sembako Sumber Mulya Gondang

Dari hasil analisis data menunjukan bahwa hasil yang bahwa hasil yang paling dominan terdapat pada variabel Harga (X1). Hasil yang diperoleh lebih besar daripada variabel Kualitas Produk (X2) berdasarkan Uji t (parsial) Hal tersebut juga menunjukan bahwa hasil koefisien determinasi (Adjust R Square) diperoleh hasil perhitungan besarnya pengaruh kedua variabel bebas yaitu variabel Harga (X1) dan Variabel Kepuasan Konsumen (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Konsumen (Y) sebesar 0,170 atau sebesar 17%. Dengan sisa nilai R Square 83% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.

Akhmad Rozaky Akbar (2019)

Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Strategi Promosi Terhadap Minat Beli

Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli pada Persebaya Store di Nginden Semolo Surabaya. Dan harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli pada Persebaya Store di Nginden Semolo Surabaya. Hal ini menunjukan bahwa penetapan harga yang ditetapkan oleh Persebaya Store akan mempengaruhi minat beli.

Sumber : Dibuat Oleh Peneliti (2024)

 

2.6 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran 

Sumber : Dibuat Oleh Peneliti (2024)

                     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun