Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 2 - 3)

27 Desember 2023   09:00 Diperbarui: 27 Desember 2023   09:04 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

“Mel.. Pagi ini sudah ada customer?”

“Sudah Mba, baru tiga orang.”

Mba Lidya mengangguk-angguk dan berlalu melangkah meninggalkanku, menapaki tangga di pojok dekat jendela samping kedai, menuju ruang kerjanya di lantai dua.

Sudah pukul sebelas lebih tiga puluh, waktunya untukku istirahat makan siang. Posisiku digantikan oleh Dion. Aku sedang mengincar mie ayam hari ini. Membayangkan makan mie ayam yang super pedas, pasti mantap. Aku putuskan menuju kedai mie ayam yang terletak di blok belakang kedai kopi kami. Syukurlah belum begitu ramai karena aku tiba sebelum pukul dua belas siang. Meskipun ini hari Sabtu, tapi banyak juga kantor yang masih beroperasi di sekitar sini, mungkin hanya setengah hari kerja.

Tidak perlu menunggu lama, semangkuk mie ayam lengkap dengan sebuah bakso besar dan sawi hijau telah terpampang nyata di hadapan mataku. Siap kusirami saus dan sambal sesuka hatiku. Kucampur aduk jadi satu dan siap kusantap. Baru saja mau menyuap di suapan pertama, suara itu terdengar lagi sangat jelas di telingaku. Suara siapa lagi kalau bukan suara Henry. Ya Tuhan.. Orang ini benar-benar menghantuiku. Kalau telingaku bisa berteriak, pasti dia sudah menjerit sejak tadi pagi.

“Sendirian Mel?”

Aku menghentikan sejenak niatku menyuap mie ayam ke mulutku dan menjawab singkat pertanyannya, “Iya..” ku lanjutkan buru-buru menyuap mie ayam yang sudah mengambang diantara mulut ku dan mangkuk. Ku lirik, Henry mengambil posisi duduk di samping sebelah kananku, cukup dekat seolah kami sudah lama saling kenal. Dia juga memesan mie ayam satu porsi. Hmm.. Pasti dia datang seorang diri kesini.

“Kamu tambah cantik Mel, kalau lagi makan.”

Hampir saja aku tersedak mendengar ucapannya itu. To the point sekali dia. Tanpa basa-basi sebelumnya, tiba-tiba saja mengatakan hal semacam itu padaku. Lantas aku tertawa kecil dan mengangguk mengucapkan terima kasih setelah ku telan sisa mie ayamku di mulut. Akhirnya semangkuk mie ayam yang dipesannya telah tiba, syukurlah.. Aku harap mie ayam itu cukup membuatnya bungkam walau sesaat.

“Itu tempat kerja Saya Mel, yang paling pojok, yang dindingnya biru.”

Dia sedang makan, kenapa masih bicara juga. Lagi pula aku tidak bertanya dimana tempat kerjanya. Aku mengangguk saja seraya mengatakan, “Oh..” tapi aku berubah pikiran, rasanya kasihan sekali jika omongannya tidak ku tanggapi. Lalu ku lanjutkan dengan pertanyaanku, “Belum lama ya Mas kerja di situ?”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun