Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 2 - 3)

27 Desember 2023   09:00 Diperbarui: 27 Desember 2023   09:04 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

“Hehe, kenapa? Kamu nyariin aku ya?” Henry balik bertanya sambil cengengesan.

“Ngga juga sih, tumben aja..”

“Males kalau ketemu Lidya.”

Aku hanya menjawab singkat dengan anggukan sambil sesekali menyedot es teh manisku dengan sedotan. Dia tidak melanjutkan ucapannya dan aku juga tidak mau bertanya panjang lebar. Aku rasa akan jadi lebih seru kalau kenyataannya tidak buru-buru terungkap. Aku seperti sedang menikmati film drama misteri. Di mana aku harus menonton sampai habis untuk mengetahui sebab si hantu sampai mati terbunuh.

Ada bagusnya juga Henry tidak bercerita sekarang padaku. Aku jadi terlatih untuk lebih bersabar dengan rasa penasaranku. Kini di hadapanku, Henry sedang asyik menyantap sate Padangnya. Baru kali ini aku secara lebih tegas memperhatikan wajahnya saat menunduk. Hmm.. ternyata dia punya bentuk hidung yang nyaris sempurna. Wajahnya tetap enak dilihat ketika dia sedang menunduk.

Astaga.. Untuk apa aku memperhatikan wajahnya sedari tadi. Aku langsung menepis pandanganku, berganti arah menatap gerobak sate Padang. Aku memandang lurus ke depan seolah sedang memperhatikan Bapak penjual sate Padang yang sedang mengipasi sate-satenya di samping gerobak.

“Mel, kalau besok-besok aku jarang ke kedai, kamu jangan nyariin ya.”

“Hahaha.. Silahkan aja Mas, mau sering atau jarang, terserah kamu..”

“Kita kan masih bisa makan bareng di luar. Oh iya tolong kirimin dong alamat lengkap rumah kamu.”

Aku melongo mendengar Henry meminta aku mengirimi alamat lengkap rumahku. Jangan-jangan dia mau datang tiba-tiba tanpa pemberi tahuan sebelumnya. Alias surprise. Cukup lama juga aku tidak menanggapi ucapannya dan malah memperlihatkan tatapan mataku yang kosong.

“Amel.. Ngga apa-apa kan aku minta alamat kamu?”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun