Shi menghela napas panjang. Bersiap menyampaikan apa yang sejak dulu ingin ia sampaikan.Â
"Hentikan Shi" ucap Seiya yang kemudian melepaskan pelukan mereka. Shi menariknya. Menempelkan dahi mereka sembari menyentuh pipi Seiya dengan lembut. Ia menutup matanya. Kemudian tersenyum lirih dengan air mata yang terus mengalir dipipinya.Â
"Terimakasih, terimakasih karena telah menemuiku. Terimakasih karena telah menghabiskan waktu bersamaku. Terimakasih banyak. "
"Aku mencintaimu Takigawa Seiya. Aku benar benar mencintaimu, terimakasih banyak"Â
Seiya terdiam mendengar penuturan itu. Lalu ketika ia membuka matanya. Sosok Shi mulai menghilang. Meninggalkan sosok Seiya yang masih terpaku menatapnya.Â
"SHIIII" Seiya terbangun dari tidurnya. Ia menatap ruangan Shi yang kini dipenuhi oleh dokter dan suster.Â
"Ada apa ini dok?" Tanya Seiya yang masih panik dan terguncang.Â
"Jantungnya berhenti berdetak" ucap dokter itu. Sontak Seiya semakin terguncang mengetahui kenyataan itu. Ia hanya bisa melihat dari jauh, para dokter yang berjuang untuk mengembalikan detak jantung Shi.Â
Namun, semua itu percuma. Shi sudah tidak ingin berada di dunia ini. Ia sudah pergi sejak ia mengungkapkan perasaannya pada Seiya.Â
Untuk pertama kalinya Takigawa Seiya menangis untuk seorang gadis.
~ Hadirmu layaknya hujan di musim gugur. Sebuah keajaiban. Layaknya bau petrichor di musim gugur. Begitu pekat dan dominan. Juga layaknya hujan yang membasahi dedaunan yang layu. Memberikan harapan untuk kembali tumbuh. -Shinagawa Shinerin