Shi berusaha duduk. Dan ia menyadari banyak alat yang menempel di tubuhnya. Ia berusaha bangkit tapi tidak bisa. Tubuhnya terlalu lemah. Dan ia akhirnya memutuskan untuk kembali merebahkan tubuhnya.Â
"Jadi Shi, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Yuu kepada Shi. Shi tersenyum lemah.Â
'ah dia belum tau, beruntungnya diriku' batin Shi
"Aku tidak apa apa, lihat bukan? Aku masih baik baik saja."Â
Kalimat Shi itu membuat sosok Yuu menghela napas lega. Ia berusaha untuk berpikir positif bahwa Shi akan baik baik saja. Sedangkan sosok Takigawa Seiya menatapnya dengan tatapan tak biasa. Kala ia melihat senyum yang terpatri di wajah Shi, ia tau dia tidak baik baik saja.Â
'kau berbohong, aku tau itu'Â
Shi mengalihkan pandangannya ke sosok Takigawa Seiya, ia tersenyum manis kala melihat tatapannya. Shi hanya bisa tersenyum agar semuanya tidak terbongkar.Â
'maafkan aku'
Beberapa menit berlalu, tiba tiba dokter datang dan menyuruh Yuu dan Seiya untuk keluar. Yuu kemudian memutuskan untuk pergi ke kantin, meninggalkan Seiya yang duduk di bangku depan kamar rawat Shi.Â
"Jadi dokter, apa semakin parah" tanya Shi, ia kini sudah dalam posisi duduk. Dokter itu hanya menghela napas. Ia adalah dokter yang selama ini merawat dan mengobati sosok Shinagawa Shinerin. Ia mengetahui bagaiman kerasnya usaha Shi untuk bertahan hidup.Â
"Parah sekali. Kanker paru paru yang kamu derita sudah mencapai stadium 4. Itu sudah sangat parah. Sebuah keajaiban kau bisa bertahan selama empat tahun ini. "Shi tersenyum, sebuah senyuman kepasrahan.Â