Shi kemudian kembali berjalan. Masih menikmati sensasi rintik hujan yang terus menerus datang.Â
Sesampainya di perumahan. Ia melihat sosok Takigawa Seiya yang berada di balkon kamarnya, memangku sebuah gitar sembari bernyanyi. Shi bisa mendengarnya. Walaupun suaranya terendam oleh derasnya hujan.Â
'lagu yang dia nyanyikan adalah kokoronashi (tanpa hati). Ah, ini semakin menyesakkan. Kau begitu menyayanginya bukan? Kau pasti akan melakukan segala sesuatu untuknya bukan? Bahkan jika itu harus dengan membalaskan dendam padaku'Â
Air mata Shi kembali mengalir. Menatap sosok Takigawa Seiya yang begitu menyayangi adiknya. Ia kemudian mengalihkan pandangannya, sebelum sosok itu menyadari kehadirannya.Â
'apa masih ada tempat untukku didalam hatimu?'
Sesampainya di rumah, Shi menemukan sosok kakaknya yang sedang bertelepon dengan seseorang. Ia terlihat bahagia. Jadi Shi memutuskan untuk tidak menggangunya. Ia kemudian bergegas menuju kamarnya.Â
Shi menutup pintu kamarnya perlahan. Ia menyandarkan kepalanya ke pintu kamarnya. Ia merasakan pusing ditambah sesak napas yang berlebihan. Masih dalam posisi itu, ia memejamkan matanya sejenak. Hingga ia dikagetkan dengan sesuatu yang menetes dari lubang hidungnya. Ia menatap lantai kamarnya. Dan benar saja, ia kembali mimisan.Â
Ia bergegas mengambil pakaian dan masuk ke kamar mandi. Sembari berusaha menghentikan mimisannya, ia berusaha membilas tubuhnya agar tubuhnya tidak semakin sakit. Namun, bahkan setelah ia selesai mandi, mimisan itu kembali turun setelah berhenti sejenak.Â
Ia menatap wajahnya di depan kaca di wastafel. Darah terus mengalir dari hidungnya. Ia tiba tiba merasakan mual berlebih. Kemudian berusaha keras memuntahkan sesuatu yang membuat dirinya mual. Ketika ia berhasil memuntahkannya, ia melihatnya. Dan itu adalah darah. Ia terus memuntahkannya. Dengan mimisan yang masih terus mengalir, ia juga berusaha keras mengeluarkan sisa sisa muntahan darah dari mulutnya.Â
'apa sudah semakin parah?'Â
Setelah selesai dengan segala hal yang berhubungan tentang darah, ia kemudian memutuskan untuk tidur sebentar. Mengistirahatkan tubuhnya yang sepertinya kelelahan.Â