Cerpen: Liebeslied (Ainokanashimi)

"Apa maksudmu dengan lama hah?! Kau tidak berpikir bagaimana perasaan Yuu ketika mengetahui bahwa adiknya akan segera meninggalkannya hah?!" 

"Lalu? Apa yang harus aku lakukan? Memberitahunya? Itu hanya akan membuat masalah ini semakin runyam"

Jeda sejenak

"Aku ingin mati tanpa ada seorangpun yang menangis karena kepergian ku. Aku ingin kematianku tidak akan menyusahkan orang lain. Harapan terakhirku hanyalah aku bisa bermain piano di babak final nanti" suara Shi terdengar serak. Air matanya mulai mengalir. 

'ah, mengapa kau terlihat begitu rapuh' 

Seiya mendekat ke arah Shi. Merangkum wajah Shi kemudian menyeka air matanya. Ia menempelkan dahinya ke dahi Shi, sama seperti yang Shi lakukan ketika dirinya merasakan kesedihan. Seiya memejamkan matanya. Menarik napas sejenak. Sedangkan Shi ia menatap wajah Seiya yang begitu dekat dengannya. 

"Gadis bodoh, kau berhutang janji padaku" 

Shi menggengam tangan Seiya yang berada di wajahnya. Ia ikut memejamkan matanya sembari menikmati rasa nyaman yang Seiya berikan. 

"Tentu"

Shi tertawa pelan, kemudian menjauhkan wajahnya dari wajah Seiya. Ia menggengam kedua tangan Seiya. 

"Tangan yang hangat" ucapnya kemudian ia menatap Seiya sembari tersenyum manis. Seiya terkejut, menatap senyum yang begitu tulus dari wajah Shi. Mereka kemudian bercanda dan bercerita hingga Yuu kembali.