Mohon tunggu...
Yunita putri
Yunita putri Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Your life is not yours

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cerpen: Liebeslied (Ainokanashimi)

22 November 2020   11:10 Diperbarui: 22 November 2020   11:12 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jeda sejenak

"Ia adalah juara bertahan di kompetisi Shibuya sebelum kamu datang. Ia sangat suka ketika dirinya dipuji oleh orang lain karena permainan pianonya. Ia ingin menjadi pianis yang terkenal. Namun, ketika dirimu datang, ia merasa tersudutkan. Bahkan setelah pembagian juara selesai, ia malah merasa terintimidasi dan tertekan karena dirimu. Sebelum ia bunuh diri, ia sempat bercerita bahwa ia begitu membencimu"

"Jadi alasan dirinya bunuh diri adalah karena merasa sudah tidak berguna karena kalah satu kali?" 

"Begitulah"

"Oh astaga bagaimana bisa? Bukankah ada juara kedua kala itu?"

"Aku pun tidak tau."

Shi mendekat ke arah Seiya, memegang kedua sisi pipinya, dan menempelkan dahinya ke dahi Seiya. Ia menghela napas sejenak lalu menatap mata Seiya yang terlihat lelah, menyelami apa yang ada di mata itu. Lalu Shi memejamkan mata sejenak. 

"Jika kau benar benar menginginkannya. Kau boleh membunuhku. Bahkan jika itu hanya dengan alasan balas dendam, jika kau memang menginginkannya kau boleh membunuhku. Jika itu membuatmu merasa lebih baik, lakukanlah" 

Suara Shi terdengar begitu lembut di telinga Seiya. Tangannya yang dingin seolah memberikan kehangatan tak terhingga pada diri Seiya. Hatinya menghangat. Kembali ia menimang nimang apa perbuatannya kali ini adalah perbuatan yang benar. Ia kemudian menggenggam tangan shi yang berada di pipinya. 

"Aku ingin kamu memikirkannya kembali Takigawa Seiya. Apakah pada akhirnya kau benar benar akan membunuhku atau tidak. Aku ingin, setelah kompetisi provinsi Tokyo selesai, kau telah memutuskan tindakan yang tepat." 

"Baiklah, aku mengerti"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun