Cerpen: Liebeslied (Ainokanashimi)

"Kamu boleh membunuhku kak. Aku akan baik baik saja." Tatapan mata Shi yang terlihat sendu membuat Seiya tak kuat untuk menatapnya. Tiba tiba, darah mengalir dari hidung Shi. 

"Shi, hidungmu" ucap Seiya kaget. 

"Ah" Shi melepaskan genggaman tangannya, lalu berlari ke kamar mandi. Ia menatap dirinya yang berlumuran darah. Ia kemudian mengambil tisu dan menunduk untuk menghentikan mimisannya. 

Tangan satunya kemudian mengambil beberapa benda di dalam lemari dibalik kaca kamar mandinya. Ia berusaha mengobati luka di dadanya sembari menghentikan mimisannya. 

'darah. Mengapa aku tidak bisa menahannya' 

Beberapa menit berlalu. Seiya masih menatap Shi yang berjuang mengobati dirinya sendiri. Terbesit rasa penyesalan di hantinya. Mencoba balas dendam atas kematian adiknya yang bunuh diri pada sosok yang bahkan tidak tau apa apa, seolah adalah perbuatan yang sia sia. Ia terus menatap sosok Shi yang terlihat memucat. 

"Hey, kau baik baik saja?" Tanyanya. 

"Tentu, ah , bisakah kau ambilkan kaus yang ada dilemariku, tolong" ucapnya. Suaranya begitu lemah. 

Shi kembali menatap wajahnya di hadapan cermin. Setelah selesai mengobati dadanya yang tertusuk. Mimisannya masih belum berhenti. Dan kini ia merasakan sesak kembali. Ia kemudian menundukkan wajahnya kembali, sembari menunggu hingga mimisannya benar benar berhenti. 

"Shi ini pakaianmu" ucap Seiya yang baru kembali dari mengambilkan pakaian untuknya. 

"Oh, terimakasih" ucap Shi kemudian mengambil dan menutup pintu kamar mandi meninggalkan Seiya yang terdiam.