Mohon tunggu...
Naurah munabbihatus shobahy
Naurah munabbihatus shobahy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar PPIP Ar-Rohmah

Sekertaris IST 22'23

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Mencetak Generasi Rabbani?

18 April 2023   22:30 Diperbarui: 18 April 2023   22:42 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keberkahan selalu muncul dari motivasi yang ikhlas. Demikian pula halnya dalam menutut ilmu. Dengan ikhlas, semata mata ingin mencari keridhoan Allah dan kemanfaatan dari ilmu yang ia pelajarinya, InsyaAllah, keberkahan akan mudah diperoleh.

Oleh karena itu, perlu meluruskan niat ketika belajar. Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rodhiyallahu'anhu. Beliau berkata, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda; "Barangsiapa yang belajar untuk membanggakan diri dengan ulama, atau menentang orang-orang jahil, atau untuk menarik perhatian manusia agar tertuju kepadanya, Allah akan memasukkannya ke dalam Neraka Jahannam." (HR. Ibnu Majah).

Perkataan Adz-Dzahabi dalam kitab Rihlatul 'Ulama' fii Thalabil 'Ilmi karangan Abu Anas Majid Al- Bankani. "Sesungguhnya orang-orang salaf terdahulu menutaut ilmu karena Allah. Maka, mereka mulia dan menjadi imam yang bisa dijadikan anutan."

Belajar dengan sebaik-baiknya.

Aktivitas belajar harus dilakukan sebaik mungkin. Kalaulah ada tugas maka setiap muslim semestinya mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Melakukannya dengan etos belajar dan profesionalitas yang tinggi. Jika akan ujian, maka persiapkan sebaik-baiknya. Tidak pernah terbesit sedikitpun dalam dirinya untuk menyontek, karena selain kemaksiatan, menyontek tidak mengukur kemampuan sesungguhnya.

Kebiasaan menyontek saat ujian adalah salah satu penyebab hilangnya keberkahan ilmu. Digunakanya ilmu yang dimiliki untuk bermaksiat kepada Allah juga dapat manyebabkan berkah berubah menjadi laknat. Ibnu Qoyyim Al-Jauziah mengatakan dalam bukunya Jawabul Kafi. "Perbuatan maksiat adalah faktor terbesar yang menghapus berkah usia, rezeki, ilmu, dan amal." Begitu besar efek yang ditimbulkannya. Betapa sering seseorang menyontek agar memperoleh nilai bagus, tetapi apa gunanya semua itu ketika suatu saat nanti ilmu dan ijazah tidak lagi membawa manfaat apa-apa bagi seseorang.

 

Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat.

Inilah unsur ketiga dalam memperoleh keberkahan Allah. Setelah seorang muslim berhasil melalui dua tahap sebelumnya, maka setelah mendapat ilmu dengan ditandai dengan keberhasilannya memperoleh gelar kesarjanaan, bagaimana ia memanfaatkan kesarjanaannya dengan tepat. Apakah sekedar untuk kepentingan dirinya sendiri atau dimanfaatkan untuk kepentingan umat Islam.

Belajar dari konsep Sayyid Quthb.

Kesimpulan Sayyid Quthb di dalam bukunya yang mengguncang Mu'alim fi Ath-Thariq memberikan gambaran kepada kita tentang tabiat insan pembelajar dari generasi sahabat. Apa keistimewaan generasi pertama Islam itu, sehingga mereka mampu melakukan lompatan luar biasa memimpin garda peradaban dunia? Sayyid Quthb menjelaskan, "Kehebatan generasi shahabat bukan semata-mata karena di sana ada Rasulullah, sebab jika ini jawabannya berarti Islam tidak Rahmatan lil 'alamin. Kehebatan mereka terletak pada semangat mereka untuk belajar lalu secara maksimal berupaya mengamalkannya."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun