Mohon tunggu...
Naurah munabbihatus shobahy
Naurah munabbihatus shobahy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar PPIP Ar-Rohmah

Sekertaris IST 22'23

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Mencetak Generasi Rabbani?

18 April 2023   22:30 Diperbarui: 18 April 2023   22:42 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sangat sedikit generasi sekarang yang menjadikan Rasulullah sebagai teladan dan panutan yang baik dalam hidupnya. Padahal sangat mudah jika seseorang ingin meneladani hidup baginda Rosul. Tidak ada pula kesulitan dalam menteladani para sahabat beliau dan orang-orang shaleh. Telah jelas pula dalam firman Allah:

" Sungguh telah ada pada Rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS.Al-Ahzab:21)

Sesungguhnya teladan dan panutan seseorang itu tidak saja menentukan posisi di dunia, namun ia akan lebih banyak mempengaruhi di akhirat.

  • Frustasi atau Kecewa.

Faktor ini adalah sebab paling utama yang menjadikan kondisi sebagian pemuda hancur dan berantakan. Dari mereka terdengar hanyalah ucapan, "Tidak ada gunanya!". Padahal harapan kepada Allah sebenarnya tidak boleh pupus dan sirna, bahwa Allah akan menolong dan meninggikan umat  ini dan Allah akan mengokohkan agama yang diridhoi-Nya.


  • Media dan Informasi.

Beginilah fenomena yang ada. Banyak sekali kumpulan berita, acara, dan informasi muara akhirnya hanya bertujuan untuk menghina Islam dengan menjadikan pemuda sebagai sasaran utama.

Peranan media dan informasi sangat penting sekaligus juga berbahaya. Betapa bahayanya kondisi media masa sekarang ini, banyak sekali potensi dan harta yang dipersembahkan hanya untuk membangkitkan syahwat, mengobarkan fitnah, menyebar luaskan kehinaan dan membolak balik fakta.

  • Segi Internal
  • Sifat malas.
  • Putus asa.
  • Pergaulan bebas.
  • Sibuknya orang tua.
  • Bencana keyatiman.
  • Perceraian dan kemiskinan.
  • Film-film sadis dan porno.
  • Musik dan media masa.
  • Peperangan.
  • Sifat tertutup, kaku serta tidak sabar.
  • Kebodohan.
  • Fanatisme atau taklid buta.

  • Perbandingan Karakter Tiap Generasi
  • Generasi  Sahabat.
  • Ibnu Abid-Dunya mentakhrij dari Abu Arakah, dia berkata, "Aku pernah shalat subuh bersama Ali Rodhiyallahu 'Anhu. Setelah salam ke arah kanan, dia diam sejenak dan diwajahnya tampak rona kesedihan. Setelah matahari naik di atas dinding masjid setinggi tombak, dia mendirikan dua rakaat. Seusai shalat dia membalikkan badannya seraya berkata, "Demi Allah, telah kulihat para sahabat Rosulullah namun pada hari ini tidak kulihat sedikitpun yang menyerupai mereka. Mereka menjadi kusut, pucat dan ada debu di antara mata mereka, seperti pasukan perang. Pada malam hari mereka banyak bersujud, berdiri dan membaca kitab Allah, merasa senang saat sujud menghujamkan kening dan berdiri. Pada malam harinya mereka banyak berdzikir kepada Allah. Mereka bergerak-gerak seperti pohon yang miring karena dihembus angin. Mata mereka menangis hingga pakaian mereka basah. Demi Allah, seakan-akan orang-orang itu saat ini telah lalai." Kemudian Ali bangkit. Setelah itu tidak pernah terlihat dia tersenyum hingga dia dibunuh Ibnu Muljam, musuh Allah yang fasik.

  • Generasi  Tabi'in.
  • Banyak karakter para tabi'in yang bisa dijadikan teladan untuk generasi muslim saat ini. Misalnya dalam hal kualitas keimanan, ketaqwaan, keilmuan, akhlak mulia, kezuhudan, kewara'an, ketawadhu'an, maupun dalam ketekunan ibadah, juga dalam hal keikhlasan, kesungguhan, kesabaran, ketabahan, maupun keistiqomahan di atas kebenaran.
  • Seperti, Urwah bin Az-Zubair yang menjadi teladan dalam kesabaran, Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al-Harits yang digelari "Rahib" kaum Quraisy, Shilah bin Asyyam Al-'Adawi ahli ibadah yang pemberani, Al-Aswad bin Yazid ahli zuhud yang banyak puasa, shalat dan haji.

  • Generasi Baby Boomer.
  • Memiliki karakter yang sulit menerima kritik, namun suka mengritik generasi muda akibat kurang komitmen dan etika kerja, memiliki rasa kompetitif yang tinggi, berorientasi pada pencapaian, punya rasa percaya diri yang tinggi dan serba bisa.

  • Generasi X.
  • Dibanding baby boomer, generasi X lebih memiliki kemampuan bisnis yang lebih baik, menyukai sesuatu yang tidak formal, mandiri dan banyak akal, dapat menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi.

  • Generasi Y.
  • Lebih terbuka dalam menerima perubahan, rentan mengalami stres dan depesi, beberapa diantaranya juga merasa sulit bergaul.

  • Generasi Z.
  • Lebih mudah bergaul dan bersosialisasi dengan sekitarnya, melek teknologi, kebanyakan mengincar start-up untuk berkarir.

  • Generasi Alpha.
  • Tidak suka dibatasi peraturan, senang berinovasi, tidak takut untuk mencari suatu hal yang baru dan tanpa ragu beralih pada hal tersebut.
  •  

CARA MENCETAK GENERASI RABBANI

  • Mencetak Individu Rabbani.
  • Kenali agama.
  • Membuka kehidupan anak dengan kalimat Laa Ilaha illallah.
  • Mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak sejak dini.
  • Menyuruh anak untuk beribadah ketika telah memasuki usia tujuh tahun.
  • Mendidik anak untuk mencintai Rasul, kelurganya, para sahabatnya, dan membaca al-qur'an.
  • Tinggalkan perbuatan dosa dan maksiat.
  • Tambatkan hati dengan masjid.
  • Pendidikan moral.
  • Gemar menyambung tali silaturahmi.
  • Berkata jujur.
  • Saling menolong antar sesama.
  • Menyayangi yang muda dan menghormati yang lebih tua.
  • Menghindari taklid buta.
  • Tidak terlalu larut dalam kesenangan atau kemewahan.
  • Tidak mendengarkan atau melihat musik dan film-film porno.
  • Selektif dalam memilih teman.
  • Beramar ma'ruf nahi munkar.
  • Menjaga waktu untuk selalu melakukan kebaikan.
  • Bijak bermedia sosial.
  • Pendidikan fisik.
  • Menjadi seorang olahragawan.
  • Mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makan, minum dan tidur.
  • Melindungi diri dari penyakit.
  • Merealisasikan prinsip tidak boleh menyakiti diri sendiri dan orang lain.
  • Membiasakan zuhud.
  • Membiasakan bersikap tegas dan menjaukan diri dari pengangguran, menyimpang dan kenakalan (merokok, kebiasaan onani, minum-minuman keras dan narkotika, berzina, homoseksual).
  • Pendidikan sosial.
  • Penanaman prinsip dasar keIslaman yang mulia.
  • Memelihara hak orang lain.
  • Melaksanakan etika sosial.

  •  
  • Mencetak Masyarakat Rabbani.
  • Dalam lingkup keluarga.

Ibnu Qayyim melihat bahwa keluarga memiliki peranan yang besar bagi dunia tarbiyah. Dimulai dari pernikahan yaitu pernikahan yang selektif itu sangatlah mempengaruhi masa depan yang akan dibangun, selektif disini adalah memilih bedasarkan agama, nasab, dan kemuliaan, mengutamakan orang jauh (dari kerabat) dalam perkawinan, lebih mengutamakan wanita yang masih gadis, mengutamakan perkawinan dengan wanita yang subur.

Seorang anak memiliki hak atas kedua orang tuanya dimulai sejak saat lahir, diantara hak-hak yang harus dia terima adalah dipilihkan nama terbaik untuknya, aqiqoh, dan khitan.

Nasehat Ibnu Qayyim dalam mentarbiyah anak:

Agar para ibu memperhatikan anak-anaknya yang masih bayi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun