Inilah langkah awal seseorang untuk mengubah diri, yaitu dengan menata pikiran. Dari pikiranlah tindakan akan dihasilkan. Jika ingin membiasakan diri sebagai muslim pembelajar, maka pertama kali yang harus diubah adalah sekala pemikiran seseorang. Jangan memulai dari kebiasaan-kebiasaan yang bersifat teknis tanpa didahului oleh penataan pikiran.
Orang yang dipenuhi optimis, tidak ada hal yang dapat membuatnya gagal. Namun, bila pesimisme yang memenuhi ruang pikiran seseorang, hal-hal yang tidak menguntungkan akan dianggap sebagai kegagalan. Dari hal tersebut dapat ditemukan sebuah rumus bahwa kegagalan sesungguhnya ditentukan oleh isi pikiran yang membisikkan kata gagal dalam diri dari pada kegagalan itu.
Congnitive setting (penataan pikiran) akan menemukan mental setting (penataan mental, kepribadian). Ibnu Al-Jauzi berkata, "Barangsiapa menggunakan pikirannya yang jernih, hal itu menunjukkan bahwa ia sedang mencari kedudukan yang mulia, dan menghindari kekurangan dalam segala hal." Lalu apa yang harus dilakukan untuk menata pikiran? Ada beberapa hal yang dapat dilakuan, yaitu:
Eliminasi.
Substitusi.
Visualisasi.
Ekspetasi Rabbani (doa).
Eliminasi.
Hilangkan pikiran-pikiran negatif yang ada dalam diri kita. Pikiran-pikiran negatif akan menguras energi jiwa. Ketika energi jiwa terkuras, maka akan kehilangan spirit dan motivasi untuk melakukan tindakan. Padahal spirit dan motivasi menjadi generator yang menggerakkan untuk terus belajar.
Harus ada kemauan kuat untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatif dan kurang jernih dari diri. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang melintas dipikiran adalah melawannya dengan berfikir rasional.
Substitusi.
