Mohon tunggu...
Naurah munabbihatus shobahy
Naurah munabbihatus shobahy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar PPIP Ar-Rohmah

Sekertaris IST 22'23

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Mencetak Generasi Rabbani?

18 April 2023   22:30 Diperbarui: 18 April 2023   22:42 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hendaklah orang tua tidak panik ketika bayinya menangis.

Hak anak untuk mendapat susuan dari ibunya adalah dua tahun.

Hendaklah diperhatikan oleh kaum ibu, jika mereka hendak menyapih anaknya dari susuan, hendaklah dengan cara bertahap dan tidak memaksa.

Mengajarkan anaknya kalimat Laa Ilaha Illallah sejak ia mulai bisa berbicara.

Hendaklah para orang tua selalu menebar keadilan diantara anak-anaknya.

Kewajiban seorang bapak adalah mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang baik dan menyelamatkan mereka dari dekadensi moral.

  • Dalam lingkup masyarakat.

Menurut Ibnu Qayyim, masyarakat yang kuat adalah yang memiliki kekuatan militer dan kekuatan iman, semangat perang, kepandaian berperang yang mumpuni dan keberanian yang tiada tara, mereka senantiasa ingin mencari syahid dan keberuntungan yang agung. Beliau berkata:

"Kemiliteran itu ada empat: Pertama, mahir dalam menunggang kuda, menyerang dan mundur. Kedua, ketepatan sasaran dalam memanah. Ketiga, mahir dalam memainkan tombak. Keempat, lihai dalam memainkan pedang. Barangsiapa yang memiliki kesempurnaan dalam empat perkara ini berarti telah sempurna jiwa kemiliterannya. Dan tidak satupun generasi dari umat ini yang sempurna dalam perkara yang empat ini kecuali generasi sahabat, bahkan disamping kemahirannya dalam menunggang kuda, para sahabat memiliki ketangguhan dalam iman, keyakinan, semangat mencari syahid dan mengorbankan jiwanya demi kecintaan dan ridho Allah. Mereka tidak pernah memerangi suatu kaum kecuali mengalahkan, menghinakannya dan menjadikannya bertekuk lutut di bawah telapak kakinya. Maka tatkala keempat perkara ini menjadi lemah dalam generasi sesudahnya, mereka mudah dicerai-beraikan, dan tatkala keempat perkara ini menghilang semua, mereka akan dijangkiti penyakit wahn (takut mati dan cinta dunia) dan ia lemah."


  • Meniti Jalan Pewaris Nabi.

Suatu waktu, kita akan mengerti. Semakin dalam mempelajari ilmu agama ini kita akan tersadar, bahwa begitu banyak yang harus kita pelajari lagi. Maka ayat ke delapan puluh lima dari surah Al-Isra', "Tidaklah kamu diberi ilmu pengetahuan kecuali sedikit." Telah menyadarkan kita, betapa luasnya ilmu agama ini.

Janji-Nya ketika kita menyeriusi mempelajari ilmu-ilmu syar'i akan diangkatlah dalam derajat yang mulia. Derajat untuk mendekapi kebenaran dan termahkotai kemuliaan. Seorang hamba ketika ia berilmu, ia akan dimudahkan oleh Allah dalam upayanya meniti jalan ke syurga. Para malaikat pun meletakkan sayapnya untuk menaungi jalannya, bahkan seorang pemilik ilmu akan dimintakan ampunan untuknya oleh penghuni langit dan juga bumi, dan alangkah nikmatnya, orang-orang yang berilmu itu, meskipun telah terkubur jasadnya, ia tetap terbanjiri pahala dari mereka yang merenguki ilmu darinya dan memanfaatkannya.

Syaikh Muhammad Hasan Al-Jamal dalam kitabnya Hayah Al-A'immah mengatakan, "Allah menganugerahkan kepada hamba-Nya ilmu pengetahuan serta memberinya kepercayaan untuk menjaga agama dan al-qur'an-Nya. Untuk itu, Allah memilih diantara hamba-hamba-Nya untuk menjadi seorang pionir dan diberikan kepada mereka ilmu pengetahuan serta taufik. Sehingga, mereka tampil sebagai teladan serta obor penerang yang akan menyinari jalan hidup kita, menggugah kesadaran kita dengan baik terhadap seluruh ajaran-ajaran agama. Dan mereka itu adalah para ulama yang agung itu. Mereka menjelaskan hal-hal yang belum kita ketahui tentang ajaran agama, serta memberikan penyelasaian terhadap problematika besar yang terjadi di masyarakat. Dan dengan gamblang mereka menjelaskan kepada kita masalah-masalah akidah, ibadah, perintah-perintah yang harusnya diikuti, larangan-larangan yang semestinya ditinggalkan, serta batas-batas yang telah diletakkan oleh Allah. Dengan demikian, mayoritas umat mengikuti apa yang diajarkan dan difatwakan mereka."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun