Mohon tunggu...
Naurah munabbihatus shobahy
Naurah munabbihatus shobahy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar PPIP Ar-Rohmah

Sekertaris IST 22'23

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Mencetak Generasi Rabbani?

18 April 2023   22:30 Diperbarui: 18 April 2023   22:42 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diriwayatkan dari imam asy-syafi'i bahwa beliau berkata, "barang siapa ingin memperdalam fiqih, maka hendaklah ia menjadi anak asuh bagi Abu Hanifah. Ia merupakan orang yang diberitahukan oleh Allah dalam bidang fiqih". Beliau juga berkata, "barang siapa belum membaca buku-buku Abu Hanifah, maka ia belum memperdalam ilmu, juga belum belajar fiqih".

Imam Ahmad bin hambal juga bercerita tentang Abu Hanifah,"subhanallah, ia berada dalam posisi demikian: keilmuan, waro', zuhud dan mementingkan akhirat tanda, yang tidak dilihat oleh seorangpun. "Ibnu sirin juga berkata, "ketika saya mendatangi Sufyan Ats-tsauri, ia berkata, Anda datang dari mana? Dari Abu Hanifah, jawabku. Tanda telah berkunjung kepada seseorang yang paling faqih sedunia.

  • Imam Malik

Imam Malik dilahirkan pada tahun 93 Hijriyah, di daerah yang bernama wilmarwah, tempatnya agak jauh dari kota Madinah. Setelah waktu berselang, beliau kemudian pindah ke wadil aqiq, dekat dengan kota Madinah. Kedua kota ini terkenal dengan keindahan alamnya, mata air, kebun kurma, serta daerah pertanian. Malik adalah sosok yang bersisik indah. Mukanya tampan, dan sangat putih. 

Sehingga, banyak orang yang menunjukkan ketajabannya Dengan mengatakan, "belum pernah terlihat seorang bocah setampan, seputih, dan semerah wajah malik". Fisiknya juga sangat sehat, dan umurnya tergolong panjang, padahal beliau banyak menghadapi kehidupan yang sangat sulit dan kondisikeras. Saat masih berada di wadil aqiq beliau tinggal bersama ayah dan ibunya, serta selalu menyertai saudaranya Nadhr, ke mana saja ia pergi. Sehingga, pada masa kanak-kanaknya itu ia sering dijuluki, "Malik saudara Nadhr "sedangkan Nadhr sendiri adalah seorang pedagang kain sutra.

Malik walaupun masih kecil ia sudah belajar menjadi pedagang kain juga, maka dengan demikian ia telah mengikuti jejak saudaranya. Dan pekerjaan ini tidak menghalanginya untuk pergi ke majelis ilmu, untuk belajar fiqih kepada seorang ahli fikih yang bernama alqomah bin Abi alqomah Al Madani (beliau ini memiliki ruangan tersendiri di mana ia bisa mengajar tahfidz Alquran, di samping bahasa Arab dan cabang-cabangnya.
Malik kecil juga memiliki hobi lain, di mana ayahnya selalu mencoba untuk menjauhkannya dari hobi itu. Kenapa tanda tanya agar ia bisa lebih berkonsentrasi dalam menuntut ilmu fiqih dan hadis.

Gara-garanya, pada suatu saat ayahnya melontarkan perkataan kepada Malik dan kakaknya. Ternyata jawaban kakaknya benar, sementara jawabannya salah, maka ayahnya berkata, "hobi kamu bermain dengan burung-burung itu yang telah menyebabkan engkau lupa dengan ilmu."

Perkataan ini membuatnya marah, sekaligus melecetkan untuk terus berkonsentrasi dalam memperdalam ilmu.

Ibunda imam Malik sangat ingin agar putranya memperdalam ilmu fiqih. Oleh karena itu, sang bunda mengantarkannya kepada salah seorang syekh yang bernama rabiah bin Abi Abdurrahman. Tatkala itu, sang ibu berwasiat kepada Malik kecil, "belajarlah darinya sopan santun sebelum belajar ilmu". Saat itu, kualitas keilmuan dan akhlak rabiah sangat tersohor di seantero Madinah. Maka, mari kecil pun dengan rajin pergi ke halaqah, dan setiap kali beliau melihat Malik datang, robbiah selalu berkata, "si jenius telah datang".

Ternyata halaqah Syaikh rabiah ini dihadiri oleh sejumlah para ulama dan intelek, serta para pejabat negara seperti gubernur Madinah syahbani Hasyim bin Hasan bin Zaid bin Al Hasan bin Ali, dan para ulama-ulama terkemuka lainnya.

Pada saat itu tidak ada seorang ulama pun yang lebih pandai dari rabiah, dan tidak ada seorangpun yang lebih dermawan darinya, baik kepada kawan maupun lawan. Bahkan, sampai pernah tercatat bahwa ia membantu teman-temannya sebanyak 40.000 dirham.

Malik sangat mengagumi gurunya, syekh rabiah. Hal ini terbukti ketika rabiah telah wafat, "telah sirna manisnya fiqih semenjak rabiah wafat" begitu ia selalu berkata.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun