Ini adalah faktor utama penyebab posisi generasi sekarang merosot dan tidak sesuai dengan posisi mereka yang semestinya. Pada masa kini, umat Islam telah dibelenggu dengan berbagai kesulitan dan rintangan yang silih berganti dan berkelanjutan. Mereka membina dan mendidik generasinya dengan puluhan manhaj, namun belum pernah membina dan mendidik generasinya dengan manhaj Islam yang hanif. Sehingga umat ini kehilangan rahasia keberhasilan. Mereka nampak seperti buih buih yang terombang-ambing dilautan.
Proses tarbiyah yang dilakukan terhadap generasi muda sekarang tidak pernah berlandasan pada penanaman nilai "Muraqabatullah" (merasa pengawasan Allah). Akan tetapi, proses yang terjadi hanya membuat generasi muda merasakan pengawasan dari seorang guru, pendidik, bapak, hakim, atau petugas keamanan, yang jika mereka tidak melihat, para pemuda kini dengan leluasa memuaskan nafsu syahwat dan keinginan mereka.
Sangat berbeda antara orang yang berbuat untuk negri akhirat dengan orang yang berbuat untuk negri duniawi saja. Bukan berarti hal ini kita harus mendidik dan membina generasi muda untuk menjauhi kehidupan dunia atau tidak belajar dan tidak berusaha.
Yang dimaksutkan adalah meluruskan niat dan membetulkan jalan hidup. Sehingga, aktivitas belajar bernilai kebaikan, budi pekertinya bernilai kebaikan, muamalah dan berinteraksi dengan sesama manusia bernilai kebaikan, amal perbuatannya bernilai kebaikan, usaha serta jerih payahnya juga bernilai kebaikan, dan seterusnya.
Pelaksanaan tarbiyah Islamiyah yang sesungguhnya bukan hanya tugas lembaga atau departemen tertentu. Akan tetapi, tugas ini diemban dan menjadi tanggung jawab setiap individu umat ini.
- Hilangnya Suri Teladan dan Panutan Yang Baik.
Generasi muda sekarang ini sedang diterpa krisis keteladanan dan panutan yang baik dalam hidup mereka. Pembinaan dengan keteladanan jauh lebih baik dari pada pembinaan yang dilakukan dengan ceramah dan tulisan. Tindakan nyata seseorang terhadap seribu orang lebih baik dari pada perkataan seribu orang kepada seseorang.
Seseorang yang mengaku dirinya pendidik atau pembina, sedangkan perbuatannya tidak sesuai dengan perkataannya adalah omong kosong belaka. Justru sebaliknya, ia adalah seorang perusak meskipun kata-kata yang digunakan adalah kata-kata pembangun. Allah berfirman:
Â
"Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."
 (QS.Ash-Shaf:3)
Sejarah kejayaan Islam sangat penuh dengan warna dan corak keteladanan yang baik dan unggul. Bahkan dalam realita sekarang ini, Â masih banyak tokoh-tokoh terkemuka yang menggabungkan antara konsisten dengan Islam dalam beribadah dan mengagungkan syiar Islam. Namun yang mereka terabaikan dan tergantikan oleh idola-idola.