Setelah menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang perlu dilakukan adalah mengganti pikiran-pikiran negatif dengan pikiran-pikiran positif. Fungsi utama substitusi adalah melakukan penetapan yang positif, penegasan, atau peneguhan diri.
Visualisasi.
Visualisasi merupakan usaha yang dilakukan untuk membuat gambaran nyata tentang keinginan-keinginan. Visualisasi mencoba melukiskan tujuan dan keinginan seseorang. Dia merupakan cita-cita tinggi yang terlukiskan dengan detail dan memiliki pijakan basis rasionalitas yang kuat.
Visualisasi sangat berbeda dengan menghayal. Menghayal tidak berpinjak pada basis rasionalitas, tidak tersruktur, dan cenderung eskapisme dari keadaan melankolis. Pada akhirnya, menghayal tidak melahirkan energi jiwa untuk bergerak dan berkarya. Sementara itu, visualisasi adalah membayangkan sesuatu dengan nyata melalui pijakan basis rasionalitas yang realistis. Ia terbangun dari proses perenungan yang panjang dengan besutan pengalaman yang terhayati dengan baik.
Ekspetasi Rabbani
Menata pikiran dapat dilakukan dengan doa. Doa memberikan efek penguatan secara emosional. Lafadz doa yang dipanjatkan dengan khusyuk dan dilandasi keyakinan yang kuat bahwa Allah akan mengabulkan setiap permohonan hamba-Nya.
Memperbanyak doa berarti memperbanyak harapan kepada Allah. Langkah ini sanggup memperkuat diri seseorang. Berdoa dengan kesadaran dan kefahaman akan dapat menemukan manfaat luar biasa. Ia dapat menata pikiran seseorang menjadi lebih positif.
Cerdas Dengan Menata Mental
Pikiran menentukan arah, sementara mental memberikan suntikan energi yang akan menghasilkan tindakan. Dalam hal belajar seseorang membutuhkan penataan pikiran agar tidak ada noda-noda pikiran negatif yang akan membentuk mental menjadi negatif.
Seperti yang dilakukan Thoriq bin Ziad tatkala menaklukkan Spanyol, ia membakari perahu-perahu yang digunakan pasukannya untuk menyebrang ke daratan itu. Dan berkata "Di belakang kita hanya terbentang lautan. Perahu-perahun kita telah musnah. Tak ada lagi kesempatan untuk mundur. Sementara itu, kita saksikan di depan kita musuh bersiap menanti. Tak ada pilihan lain bagi kita kecuali menjemput kemenangan atau mati kesyahidan." Pasukan itu mengalami penggandaan semangat dan keberanian yang luar biasa. Thoriq bin Ziyad sedang menepis pikiran pasukannya untuk mundur dan lari dari pertempuran.
Oleh karena itu, penataan pikiran harus diarahkan juga untuk menata mental. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam menata mental, yaitu: