Mohon tunggu...
Naurah munabbihatus shobahy
Naurah munabbihatus shobahy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar PPIP Ar-Rohmah

Sekertaris IST 22'23

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Mencetak Generasi Rabbani?

18 April 2023   22:30 Diperbarui: 18 April 2023   22:42 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilmu adalah harta, tapi kita tak takut orang lain mencurinya. Ilmu adalah yang menyebabkan manusia menjadi mulia dan dilebihkan atas makhluk-makhluk-Nya, kedudukan ilmu disisi iman sebagaimana kedudukan ruh bagi sebuah badan, dan orang yang berilmu merekalah para pewaris ambiya'.

Jalan pewaris nabi memang jalan pilihan. Dan hanya hamba-hamba pilihan yang diberi-Nya kesempatan untuk menitinya. Adakalanya peniti jalan ini memang benar-benar terpilih sejak awal, namun ada juga yang terus menempa diri agar pantas untuk meniti jalan ini, maka kemudian ia terloloskan dan masuk barisan kafilahnya. Tapi semua tetap kembali kepada kata "pilihan". Baik yang terpilih, maupun yang memantaskan diri agar terpilih.

Terkisahkan, tentang seorang ahli ibadah yang tentu saja tekun beribadah. Suatu hari, ia membunuh seekor tikus tanpa sengaja. Ia pun menyesal dan sangat menyesal, sebagai penebus kesalahannya ia kemudian menggantungkan tikus tersebut dilehernya sewaktu beribadah, dengan harapan atas cara seperti itulah dosa-dosanya terampuni atas ketidak sengajaannya membunuh tikus tersebut. Hal itu terus ia lakukan hingga kewafatan menjemput. Ketika dihadapan Allah ternyata semua amalannya tertolak disebabkan najis yang selalu ia bawa ketika beribadah, yaitu bangkai tikus yang ia gantungkan dilehernya.

Begitulah jika amal tanpa ilmu, ilmu adalah imam dan komandan bagi amal perbuatan, Ibnu Qayyim berkata, "Ilmu adalah imam dan komandan bagi amal, dan amal selalu mengikuti dan menjadi makmumnya. Setiap amal yang tidak mau berada di belakang ilmu dan tidak mau mengikutinya, maka amal tersebut tidak akan bermanfaat bagi pelakunya, bahkan justru akan membahayakan pelakunya."

POTRET GEMILANG GENERASI RABBANI

  • Imam Ibnu Hanifah

Sosok pertama yang akan kita kupas dan jadikan inspirasi adalah abu Hanifah. Beliau, bernama lengkap abu Hanifah an-nu'man bin Tsabit bin an-nu'man bin marziban, dilahirkan di Kufah tahun 80 H. Di Kufah, Iraq, ini pula ia tumbuh dan dibesarkan, serta menghabiskan sebagian besar kehidupannya. Terkabarkan bahwa, kota Kufah saat itu merupakan kota besar, penuh dengan para ulama dalam berbagai kedisiplin ilmu pengetahuan. Baik bidang fikih, hadits, filsafat, aqidah dalam berbagai aliran yang beragam serta cabang cabang ilmu lainnya. Abu Hanifah kecil sering mendampingi ayahnya berdagang kain sutra, yang kelak ia pun melanjutkan profesi bapaknya itu.

Namun demikian, tidak seperti layaknya para pedagang lainnya, ada sesuatu yang berbeda dari diri Abu Hanifah, yaitu kebiasaan pergi ke masjid Kufah. Karena kecerdasannya yang gemilang, ia mampu menghafal Al-Qur'an serta ratusan bahkan ribuan hadits, yang saat itu merupakan ciri khas orang-orang beragama.

Sebagai layaknya putra seorang pedagang, Abu Hanifah pun kemudian berprofesi sebagai pedagang seperti layaknya bapaknya. ia mendapatkan banyak keuntungan dari profesi ini. Di sisi lain ia memiliki wawasan yang sangat luas, dan terpancar di wajahnya tanda-tanda kecerdasan yang luar biasa, serta hafalan yang sangat kuat. 

Kesemua hal tersebut dapat diamati oleh siapapun saat menyaksikannya sedang berdialog atau berdebat dengan lawannya, dan tentu saja, dapat dipastikan bahwa mereka terkagum-kagum akan hal itu. kemudian, beberapa ulama dapat menangkap fenomena ini, sehingga mereka menganjurkan untuk pergi berguru kepada para ulama sebagaimana ia pergi ke pasar tiap hari.

Di masa Abu Hanifah menuntut ilmu, Iraq (termasuk di dalam kotanya), disebabkan oleh tiga macam halaqah keilmuan.Pertama, Halaqah yang membahas pokok-pokok aqidah. Kedua, halaqah yang membahas tentang hadis rasulullah, metode dan proses pengumpulan dari berbagai negara, serta pembahasan tentang para perawi dan kemungkinan diterima atau tidaknya pribadi dan riwayat mereka. Ketiga, halaqah yang membahas masalah fiqih dari Alqur'an dan as-sunnah, termasuk membahas fatwa untuk menjawab masalah-masalah baru yang muncul saat itu, yang belum pernah muncul sebelumnya. Dan masalah-masalah seperti ini tentu saja sangat membutuhkan para ulama yang mengajarkan dan memahamkan mereka, berlandaskan Alqur'an dan as-sunnah serta ijtihad para ulama sebelumnya,

Abu Hanifah berinteraksi dengan beragam disiplin ilmu seperti ini dengan menggunakan kecerdasannya yang sangat gemilang, pemikiran yang luas, serta akal yang sangat tercerahkan. Ia terlibat diri dalam dialog tentang ilmu kalam, tauhid dan metafisika. Menghadiri kajian hadis dan periwayatannya sehingga ia mempunyai andil yang besar dalam bidang ini.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun