Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nasi Goreng Spesial (Bag. 2)

12 Juli 2015   08:00 Diperbarui: 12 Juli 2015   08:00 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Apa?”

“Apa tadi?” tanya Mocsya yang seakan baru sadar dari pingsan panjangnya.

“Mengapa kita tak boleh membuang-buang air sembarangan?”

“Tidak tahu.”

“Karena air ini dimasak dengan energi yang banyak.  Jadiiiiiii, jangan dibuang!” kata Ismi menjelaskan.

“Oh, ya,” kata Mocsya yang selalu membuang apa saja.  Apa saja yang dia rasa sudah tak berguna.  Sudah menjadi sampah.  Sampah adalah sampah, itulah yang sudah tertanam di otak Mocsya.  Buanglah sesuatu kalau itu memang tak ada guna.  Untuk apa disimpannya.  Mocsya tak pernah berpikir tentang energi segala.

“Sebelum kita berbicara ke mana-mana, sebaiknya kita solat dulu.  Kalau sudah solat pasti enak.  Kita bisa apa saja!” ajak Bagus.

“Ayo!” Ismi pun semangat.  Ismi memang tak pernah meninggalkan perintah Tuhan yang satu itu.  Kemana pun Ismi pergi, pasti ada mukena di dalam tasnya.

Mocsya yang bingung.  Mocsya seorang muslim.  Tapi solatnya cuma dua kali setahun.  Kalau Idul Fitri dan Idul Kurban saja.  Solat Zuhur selalu kelewat.  Asar tak pernah ingat.  Magrib asyik di depan tivi.  Isya sudah keburu mengantuk.  Untuk apa solat ya?

“Cepat, Ca!  Kakek sudah menunggu.”

Mocsya bergegas.  Mengambil wudu.  Di tengah Jakarta yang panas, sepanas-panasnya dan terik, seterik-teriknya, guyuran air wudu di muka telah membuat sensasi tersendiri.  Sejuk.  Sejuk sekali.  Segar.  Segar sekali.  Tak terbayangkan.  Mocsya membasuh muka sampai tujuh kali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun