Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nasi Goreng Spesial (Bag. 2)

12 Juli 2015   08:00 Diperbarui: 12 Juli 2015   08:00 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari seakan berada tepat di atas kepala.  Teriknya tak alang kepalang.  Tengah hari, saat pulang sekolah, memang suhu udara tak ada tandingannya.  Atau memang betul kata guru IPA, kalau rata-rata suhu udara memang terus bertambah.  Seiring dengan terjadinya apa yang disebut pemanasan global?  Tak tahulah! 

Dari tadi Mocsya berdiri.  Tangannya dikipas-kipaskan.  Memanggil angin.   Untuk sedikit menghentikan kucuran keringat.  Kepala dilongok-longokan.  Mencari seseorang.  Beberapa teman menyapa, tapi tak dipedulikan.  Hanya anggukan kepala.  Agar tidak dianggap keterlaluan.

“Jadi main PS, Ca?” tanya Teguh.

“Maaf kawan, hari ini aku ada urusan yang lebih penting daripada sekadar main Pe-es,” jawab Mocsya sambil terus mencari seseorang.

“Oke deh, tapi kalau nanti sudah sadar, kau boleh menyusul juga.  Tempat biasaaaaaa!  Taruhan tambah gede lho, Ca,” tambah Teguh berusaha mempengaruhi Mocsya.

“Tunggulah kau sampai kiamat tiba.  Aku sudah tobat, Kawan,” kata Mocsya dengan menirukan aksen Batak.

“Lagak kau, Ca!”  Teguh pergi.  Menyerah.  Teguh tahu persis, kalau Mocsya memang tak akan mudah dipengaruhi.  Kalau sudah punya pendirian, akan selalu ia perjuangkan.  Sampai titik penghabisan. 

Orang yang dicari belum juga muncul batang hidungnya.  Jangan-jangan si Bagus ditelan bumi?  Tak mungkinlah.  Itu kan hanya peribahasa.  Bagus pasti sebentar lagi lewat.  Dan betul …

“Gus!  Bagus!” panggil Mocsya sambil berlari menyusul Bagus.

“Ada apa, Ca?” tanya Bagus.

“Mau pulang?” tanya Mocsya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun