“Kamu bisa buat dari sisa-sisa sayuran.”
“Oh, begitu? Kalau sisa sayuran sih ada. Kadang-kadang Mba Sanah masak juga.”
“Nah sisa sayuran juga bisa dibuat kompos. Daripada dibuang ke tempat sampah. Kasihan tukang sampah. Tiap hari kerjaannya ngangkut sampah, Ca.”
“Lho, tukang sampah, ya kerjaannya ngangkut sampah. Kalau kerjaannya makan donat, itu sih si Gito,” canda Mocsya.
“Maksudku kalau saja setiap rumah mengolah sisa sayurannya menjadi kompos, tukang sampah kerjanya menjadi tak terlalu berat, Ca.”
“Tapi tidak dipecat dong.”
“Janganlah, kasihan keluarganya. Kita kan hanya membantu agar kerjanya jangan terlalu keras,” kata Bagus.
Tak terasa, matahari sudah mulai condong ke barat. Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Suara azan asar juga sudah berkumandang.
“Aku boleh menginap di rumahmu, Gus?”
“Kamu sudah izin?” tanya Bagus.
“Iya, sekarang saya minta izin sama kamu.”