Kemudian…
“Boleh?” tanya Bagus saat melihat wajah ceria Mocsya.
“Pasti boleh,” jawab Mocsya.
“Baiklah kalau begitu. Kita mandi dulu, yuk!” ajak Bagus.
“Baru jam empat,” bantah Mocsya.
“Bukan baru, tapi sudah jam empat. Mandi dan solat Asar.”
“Mandi enaknya kalau sudah jam enam,” Mocsya memang paling malas kalau disuruh mandi.
“Tapi solat Asar tak boleh ditunda.”
“Iya. Ya,” Mocsya mengalah.
Enak juga hidup seperti Bagus. Segalanya selalu dikerjakan tepat waktu. Mocsya selama ini tak pernah mengatur waktu. Bahkan tak pernah ingat waktu. Segalanya dikerjakan sesuai kemauan. Mau mandi jam empat, ya mandi jam empat. Mau mandi jam lima atau jam enam, ya terserah. Suka-suka Mocsya.
Habis solat Asar, Bagus mengajak Mocsya untuk mengerjakan PR. Mocsya lupa membawa buku. Mocsya mengerjakannya di buku lain. Tak apa. Daripada tidak mengerjakan PR. Seperti biasanya. Biasanya mengerjakan PR di sekolah. Lihat hasil pekerjaan teman. Memalukan!