“Ismi mencarimu,” kata Kak Sevi.
Ismi memberi senyum. Terlihat cantik sekali. Tapi…... Tapi Ismi beranjak pergi. Oca mengejar Ismi. Mudah-mudahan belum jauh. Tak ada. Bayangannya pun tak tampak.
Oca tendang pintu karena jengkel. Tendang pagar. ….
“Kamu mimpi, ya?”
Pertanyaan itu segera menyadarkan Oca. Ternyata hanya mimpi belaka. Diusap mata. Bagus berdisi di sampingnya. Mocsya bangun.
“Kamu sudah bangun, Gus? Sudah pagi, ya?”
“Baru jam tiga.”
“Kok kamu sudah bangun, Gus?”
“Aku sedang solat.”
“Solat?”
“Ya, aku solat tahajud.”