Â
Pengalaman negara-negara di dunia juga menunjukkan bahwa nyaris tidak ada negara kesatuan di dunia ini yang bubar atau runtuh akibat kebijakan desentralisasi (asimetris). Justru, akibat penyelenggaraan pemerintahan yang sentralistik di negara-negara federal membuat banyak federasi jatuh, Uni Soviet dan Yugoslavia merupakan contoh yang paling nyata. Ketika tidak ada lagi pemimpin yang dapat menyatukan perbedaan yang ada dibarengi pula dengan struktur pemerintahan terutama struktur ekonomi federasi yang semakin lemah. Mempercepat proses kejatuhan dua negara ini.
Â
Pengalaman negara-negara lain juga menunjukkan betapa kebijakan desentralisasi asimetris itu mampu mempertahankan eksistensi dan ke-wibawaan pemerintah nasional. Samin di Norwegia, Quebec di Kanada, Basque di Spanyol, Pattani di Thailand, Moro di Filipina, Hongkong di Cina, Kashmir di India dan masih banyak lagi (Pratikno dkk, 2010). Merupakan daerah-daerah yang mendapat perlakuan khusus dari pempus karena keunikannya sekaligus pengakuan atas kebinekaan yang menjadi salah satu kekayaan negara tersebut.
Â
Bagi penulis, isu bahwa desentralisasi asimetris dan otonomi daerah pada umumnya dapat mengancam kesatuan dan integrasi nasional itu tak lebih dari sebuah mitos. Daripada kita terus berprasangka buruk atas kebijakan desentralisasi asimetris sebagai implementasi sesanti Bhinneka Tunggal Ika di dalam NKRI. Lebih baik kita memikirkan supaya bagaimana desen-tralisasi asimetris yang telah dijalankan ini dievaluasi dan diperbaiki lagi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Â
Â
Â
Â
BAB V: PENUTUP