Deskripsi: Meskipun terdapat konektivitas yang lebih baik, banyak orang melaporkan bahwa mereka merasa terisolasi atau terputus. Paradox of Connected Isolation menggambarkan fenomena di mana interaksi digital yang terus-menerus gagal memenuhi kebutuhan koneksi emosional dan sosial.
Pengamatan: Isolasi ini sering kali berasal dari interaksi yang dangkal, miskomunikasi, atau ketergantungan yang berlebihan pada hubungan digital tanpa hubungan antarmanusia yang mendalam. Studi tentang kesepian tradisional mungkin perlu direvisi untuk memasukkan dinamika isolasi berbasis digital.
Implikasi Potensial: Sebuah teori baru mungkin mengkaji "pemenuhan koneksi virtual vs. fisik", yang membahas bagaimana interaksi digital dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan sosial secara keseluruhan.
Pijakan TeoritisÂ
Kami membaca fenomena-fenomena di atas dengan 3 lensa klaster psikologi kepribadian yang terkenal, tapi kami tidak menemukan adanya jembatan yang menghubungkan ketiga pendekatan tersebut. Teori kami ini hadir untuk berusaha membangun jembatan di antara tiga klaster teori yang ada tersebut. Kluster teori pertama adalah teori-teori tentang tipe kepribadian, lalu kluster teori kedua adalah teori-teori yang membahas pengaruh teknologi terhadap kepribadian, dan kluster ketiga adalah teori-teori kepribadian dinamis.Â
Berikut ini kami sebutkan teori-teori yang dimaksud:
Kluster Teori Tipe Kepribadian.Â
1. Tipologi Yunani Kuno:
Teori: Hippocrates mengusulkan empat temperamen berdasarkan cairan tubuh: Sangunis (optimis), Kholerik (mudah tersinggung), Melankolis (sedih), dan Plegmatik (tenang). Hal ini meletakkan dasar bagi teori berbasis tipe di masa depan.
2. Tipe Psikologis Carl Jung:
Teori: Karya Jung dalam "Jenis Psikologis" memperkenalkan konsep seperti introversi dan ekstraversi, bersama dengan empat fungsi (berpikir, merasakan, merasakan, dan intuisi). Hal ini menjadi dasar bagi Indikator Tipe Myers-Briggs (MBTI).