Orang mungkin mengembangkan sifat yang menekankan kesegeraan, impulsif, atau perilaku mencari kesenangan, sementara orang lain mungkin menggunakan teknologi untuk memperkuat fokus dan mencapai tujuan jangka panjang melalui alat perencanaan digital dan aplikasi produktivitas.
Premis 6: Teknologi Membentuk Persepsi Ruang dan Waktu
Teknologi menciptakan rasa kedekatan dan meruntuhkan jarak, memengaruhi cara orang merasakan waktu dan memandang dunia di sekitar mereka.
Individu mungkin mengembangkan preferensi untuk interaksi yang cepat dan instan, perubahan sikap terhadap perencanaan, manajemen waktu, dan kesabaran. Ketersediaan informasi yang terus-menerus dapat menimbulkan rasa urgensi dan "fear of missing out" (FOMO).
Perubahan persepsi waktu ini dapat memengaruhi sifat-sifat seperti ketekunan, tingkat kecemasan, dan cara individu berhubungan dengan skenario masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Premis 7: Teknologi Mendorong dan Menuntut Kemampuan Beradaptasi yang Konstan
Teknologi berkembang pesat, mengharuskan pengguna untuk terus belajar, beradaptasi, dan mengubah kebiasaan agar dapat mengimbanginya.
Orang mungkin menjadi lebih mudah beradaptasi dan terbuka terhadap perubahan atau, sebaliknya, merasa kewalahan dan menolak perubahan yang terus-menerus. Kemampuan beradaptasi menjadi ciri penting yang dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan seseorang terhadap transformasi digital.
Premis ini menunjukkan bahwa ciri kepribadian keterbukaan terhadap pengalaman dapat dibentuk atau diperkuat oleh paparan terhadap perubahan teknologi yang cepat, yang mengarah pada jalur pertumbuhan atau perlawanan yang berbeda.
Premis 8: Teknologi Dapat Bertindak sebagai Pemicu Stress
Pengaruh teknologi terhadap stres dan mekanisme penanggulangannya sangatlah signifikan, karena teknologi dapat menciptakan sekaligus mengurangi stres.