Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Model Kepribadian dalam Interaksi Manusia-AI

16 November 2024   16:52 Diperbarui: 16 November 2024   21:25 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Implikasi Potensial: Dinamika ini dapat menimbulkan stres, kecemasan, atau bahkan "kelelahan identitas" bagi individu yang mengelola banyak persona atau menghadapi perbedaan antara kehidupan digital dan offline. Sebuah teori psikologi baru dapat mengeksplorasi "kompartementalisasi identitas" dan dampak emosionalnya.

2. Keterlibatan Hiper-Kognitif dan Kelebihan Informasi

Deskripsi: Era arus informasi yang cepat dan konstan mengarah pada apa yang disebut keterlibatan hiper-kognitif, di mana individu terus-menerus menganalisis, mengonsumsi, dan merespons konten dalam jumlah besar, seringkali hanya dengan sedikit waktu untuk melakukan refleksi.

Pengamatan: Hal ini dapat bermanifestasi sebagai kesulitan fokus, kelumpuhan pengambilan keputusan, atau bahkan kebutuhan kompulsif untuk selalu mendapat informasi---yang berkontribusi pada kelelahan mental, stres, atau kecemasan. Model psikologis klasik mengenai beban kognitif dan pengambilan keputusan mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan skala beban modern ini.

Implikasi Potensial: Memahami bagaimana keterlibatan hiper-kognitif memengaruhi kesejahteraan, produktivitas, dan rentang perhatian dapat mengarah pada strategi untuk mengurangi "kelelahan kognitif" dan menyeimbangkan asupan informasi.

3. Erosi Empati vs. Perluasan Empati dalam Konteks Digital

Deskripsi: Interaksi digital secara bersamaan dapat menumpulkan atau meningkatkan empati. Erosi empati terjadi ketika individu menjadi tidak peka karena kurangnya isyarat langsung dari manusia, interaksi anonim, atau banyaknya konten yang menyusahkan. Sebaliknya, perluasan empati dapat muncul ketika orang-orang dihadapkan pada perspektif dan pengalaman yang beragam, sehingga membangun rasa kasih sayang dengan cara yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh lingkungan tradisional.

Pengamatan: Efek-efek yang berlawanan ini dapat muncul bersamaan dalam diri individu, sehingga menyebabkan kapasitas empati berfluktuasi tergantung pada konteksnya. Model empati tradisional mungkin tidak sepenuhnya memperhitungkan ketidakstabilan tersebut.

Implikasi Potensial: Sebuah teori baru mungkin berfokus pada "modulasi empati kontekstual", yang mengkaji bagaimana paparan dan interaksi digital membentuk respons empati dan perilaku sosial.

4. Adaptasi terhadap Pengaruh Buatan

Deskripsi: Manusia semakin banyak berinteraksi dengan AI dan agen digital. Dinamika ini mungkin mengungkap dimensi kepribadian baru---Adaptasi terhadap Pengaruh Buatan---yang menggambarkan bagaimana individu bereaksi, memercayai, atau menolak sistem AI dalam konteks berbeda (misalnya, pengambilan keputusan, persahabatan, nasihat).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun