Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Model Kepribadian dalam Interaksi Manusia-AI

16 November 2024   16:52 Diperbarui: 16 November 2024   21:25 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

AI, dengan kemampuannya menganalisis kumpulan data yang luas dan mengenali pola perilaku manusia, dapat membantu memetakan ciri-ciri kepribadian kompleks ini dan menawarkan wawasan yang lebih mendalam tentang psikologi manusia. Dengan mengenali pola-pola unik ini, kita dapat mengeksplorasi cara-cara baru dalam memahami dan berinteraksi dengan orang-orang baik dalam konteks pribadi maupun profesional

Premis

Berdasarkan uraian identifikasi masalah dan tujuan yang ingin kami capai yaitu sebagai jembatan dari tiga klaster besar teori dalam psikologi, kami menyusun sejumlah premis.

Premis 1: Teknologi sebagai Penguat Kognitif

Teknologi memperluas dan membentuk kembali kemampuan kognitif manusia, memengaruhi cara kita berpikir, belajar, dan memproses informasi.

Individu yang sering menggunakan alat digital, seperti ponsel cerdas, komputer, atau AI, dapat mengembangkan pola kognitif yang unik---seperti peningkatan multitasking, rentang perhatian yang lebih pendek, atau preferensi untuk akses informasi yang cepat.

Teknologi mungkin memperkuat sifat-sifat tertentu (misalnya, pemikiran analitis) dan melemahkan sifat-sifat lainnya (misalnya, kesabaran atau fokus yang mendalam). Fungsi kognitif bisa menjadi lebih mudah beradaptasi namun juga lebih bergantung pada alat teknologi.

Premis 2: Teknologi Membentuk Respons dan Regulasi Emosional

Penggunaan platform digital (media sosial, aplikasi perpesanan, dll.) sangat memengaruhi pengalaman emosional, membentuk cara individu mengekspresikan, mengatur, dan memahami emosi.

Interaksi yang sering dengan media sosial dapat menyebabkan peningkatan kepekaan terhadap validasi eksternal (misalnya, suka, komentar) atau peningkatan ketidakstabilan emosi karena paparan umpan balik yang terus-menerus.

Ciri-ciri emosional seperti harga diri, empati, dan ketahanan dapat dipengaruhi oleh norma dan dinamika komunikasi digital. Seiring berjalannya waktu, perubahan ini dapat membentuk aspek inti kepribadian seseorang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun