Preferensi Koneksi: Menampilkan gaya keterlibatan introvert vs. ekstrover di seluruh ruang digital, menekankan kenyamanan dengan interaksi spontan versus komunikasi terstruktur.
Interaksi Dinamis:
Keseimbangan Digital vs. Tatap Muka: Bagaimana individu beralih antara komunikasi online dan dunia nyata, membentuk ekspresi kepribadian.
Kelancaran Identitas: Mencerminkan perubahan dalam presentasi diri berdasarkan konteks digital, seperti profil media sosial yang direkayasa versus perilaku sehari-hari.
6. Mengintegrasikan Dimensi: Kerangka Interaksi Dinamis
Model tersebut mengakui bahwa dimensi kognitif, emosional, dan sosial saling berhubungan dan saling berpengaruh. Sifat dapat berkembang secara dinamis karena interaksi terus-menerus dengan teknologi, dan perubahan dalam satu dimensi dapat mempengaruhi dimensi lainnya.
Contoh:
Fleksibilitas Kognitif (dari dimensi kognitif) dapat mempengaruhi Kemampuan Adaptasi Sosial (dari dimensi sosial). Seseorang yang mahir dalam mengubah gaya berpikir mungkin lebih mudah menavigasi beragam interaksi sosial, baik online maupun offline.
Sensitivitas Reward (dari dimensi emosional) dapat mempengaruhi Persepsi Temporal (dari dimensi kognitif). Seringnya terpapar pada imbalan digital instan dapat mengubah persepsi seseorang mengenai waktu dan tingkat kesabaran.
7. Klasifikasi Profil Kepribadian
Sementara model kepribadian tradisional menggunakan tipe tetap, DTIM menggunakan profil yang berubah-ubah berdasarkan bagaimana individu menyeimbangkan dan mengintegrasikan ciri-ciri utama dari setiap dimensi. Hal ini memungkinkan adanya spektrum dinamis di mana profil dapat berubah seiring waktu.