Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Love in an Annoyed Look (Part 1)

14 Oktober 2024   21:46 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 10: Jalan Menuju Keberanian

Pagi itu, Alya bangun dengan perasaan campur aduk. Setelah percakapan mendalam dengan Arga semalam, ia merasa sedikit lebih tenang, tetapi keraguan tentang masa lalu Arga masih menghantui pikirannya. Ia tahu bahwa untuk bisa melangkah maju, ia harus menemukan cara untuk mengatasi perasaan ini.

Setelah mandi dan sarapan, Alya memutuskan untuk berjalan-jalan di taman kampus. Udara segar dan sinar matahari yang hangat memberinya semangat baru. Saat berjalan, ia memikirkan bagaimana cara terbaik untuk menghadapi ketakutannya dan membantu Arga meraih kedamaian dengan masa lalunya.

Di tengah pikirannya, ia menerima pesan dari Arga. “Pagi, Alya! Bagaimana kalau kita berjumpa siang ini? Aku ingin merencanakan beberapa hal untuk presentasi.”

“Pagi, Ga! Tentu, kita bisa bertemu di kafe jam 1 siang?” jawab Alya.

Alya tiba di kafe lebih awal dan memesan segelas latte, menantikan kedatangan Arga. Ketika Arga masuk, ia terlihat lebih ceria, senyumnya membuat hati Alya berdebar.

“Hai, Alya! Kamu terlihat segar pagi ini,” kata Arga, mengambil tempat di sebelahnya.

“Hai, Ga! Terima kasih. Aku baru saja berjalan-jalan. Bagaimana harimu?” Alya bertanya, berusaha mengalihkan perhatian dari keraguan yang masih membayangi.

“Bagus! Aku punya beberapa ide untuk presentasi kita,” jawab Arga, mulai menjelaskan rencananya dengan antusias. Alya mendengarkan dengan seksama, merasakan semangat Arga yang menular.

Setelah berdiskusi tentang presentasi, Alya merasa lebih nyaman dan mulai membuka topik yang lebih pribadi. “Ga, kemarin kita membahas tentang Mira. Aku merasa, meskipun kita ingin melanjutkan, masa lalu itu mungkin perlu kita hadapi lebih lanjut.”

Arga menatapnya dengan serius. “Aku setuju. Kita tidak bisa melanjutkan tanpa benar-benar memproses apa yang terjadi. Apa kamu ingin kita bicarakan lebih dalam?”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun