Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Love in an Annoyed Look (Part 1)

14 Oktober 2024   21:46 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:57 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu, setelah diskusi panjang, mereka akhirnya menemukan cara baru untuk mendekati proyek mereka. Mereka memutuskan untuk membagi tugas dengan lebih jelas dan mengambil jeda di tengah-tengah kerja keras mereka. Mereka mulai berkomunikasi dengan lebih terbuka, dan secara bertahap, ketegangan di antara mereka mereda.

Selama minggu berikutnya, Alya dan Arga merasa lebih baik. Mereka dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dengan lebih efisien, dan suasana hati mereka juga mulai pulih. Momen-momen kecil di antara mereka—tertawa bersama, berbagi makanan ringan, atau bahkan saling menggoda—semuanya mulai membawa kembali keceriaan yang sempat hilang.

Namun, di tengah semua itu, Alya masih merasakan ada sesuatu yang belum terucap antara mereka. Meskipun hubungan mereka terasa lebih dekat, ia juga merasakan keengganan dari Arga untuk berbicara tentang perasaan yang mereka bicarakan sebelumnya.

Suatu sore, ketika mereka berdua duduk di luar kampus, menikmati teh es di bawah pohon rindang, Alya merasa itu adalah waktu yang tepat untuk membahas hal itu. “Arga,” ia memulai dengan suara lembut, “aku tahu kita sudah banyak membahas proyek ini, tapi... bagaimana dengan perasaan kita?”

Arga menatap Alya, dan Alya bisa melihat keraguan di wajahnya. “Kita sudah sepakat untuk berjalan pelan-pelan, kan?”

“Iya, tapi itu tidak berarti kita tidak bisa membahasnya. Aku merasa kita sudah lebih dekat, dan aku ingin tahu ke mana kita sebenarnya ingin pergi,” Alya berkata, berusaha mengekspresikan keinginannya untuk memahami hubungan mereka lebih dalam.

Arga terdiam, tampak berpikir keras. “Alya, aku suka bersamamu. Tapi aku juga takut. Kita memiliki banyak tanggung jawab, dan aku tidak ingin merusak apa yang kita miliki.”

Alya merasa harapannya mulai menguap. “Jadi, kamu tidak ingin memperjelas apa yang kita rasakan?”

Arga menggigit bibirnya, lalu menjawab, “Aku ingin, tapi aku juga ingin memastikan bahwa kita tidak kehilangan apa yang kita miliki saat ini.”

Alya merasa hatinya tertekan. “Jadi, kita akan terus menunggu?”

“Aku tidak ingin itu. Mari kita coba untuk bersikap terbuka dan jujur satu sama lain. Tapi aku juga ingin kita tetap fokus pada apa yang harus kita selesaikan saat ini. Kita bisa bicara lebih dalam setelah proyek ini selesai,” Arga menjawab.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun