Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Love in an Annoyed Look (Part 1)

14 Oktober 2024   21:46 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:57 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arga mengangguk, menatap Alya dengan penuh perhatian. “Aku mengerti. Ini bukan hal yang mudah. Tapi kita harus menghadapi kenyataan. Aku tidak ingin ada halangan di antara kita.”

“Apakah kau benar-benar sudah mengatasi semua itu? Apakah ada sesuatu yang masih kau rasakan?” tanya Alya, menatap mata Arga dengan serius.

Arga terdiam sejenak. “Mira adalah kenangan. Tentu saja, itu tidak mudah untuk dilupakan, tetapi perasaanku padamu lebih kuat. Aku ingin membangun sesuatu yang baru denganmu.”

Alya menghela napas, merasakan ketegangan dalam dadanya. “Tapi aku merasa tidak adil jika kau masih terjebak di masa lalu. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya?”

“Kita perlu memberi ruang bagi satu sama lain. Aku akan berusaha lebih keras untuk menjelaskan perasaanku, dan kau juga bisa mengungkapkan ketidakpastianmu,” jawab Arga dengan tegas.

Alya merasa harapan baru muncul dalam dirinya. “Kau benar. Mari kita komitmen untuk saling terbuka, apapun yang terjadi.”

Malam itu, mereka berbicara lebih banyak tentang masa lalu dan apa yang ingin mereka capai bersama. Alya merasa ada kelegaan saat bisa berbagi kekhawatiran dan ketakutannya, dan Arga pun berbagi visinya tentang masa depan.

Saat percakapan berlanjut, Alya mulai merasakan ketegangan di dalam dirinya berkurang. Mereka berdua berjanji untuk tidak membiarkan bayang-bayang masa lalu menghalangi kebahagiaan yang mereka bangun.

Namun, saat Alya tertidur malam itu, ia masih merasakan sedikit ketidakpastian. Bagaimana jika Mira kembali dan mengganggu hubungan mereka? Bagaimana jika Arga tidak benar-benar bisa melupakan masa lalunya?

Dengan pertanyaan-pertanyaan itu menghantui pikirannya, Alya tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang. Namun, dengan saling terbuka dan berkomunikasi, mereka mungkin bisa menemukan cara untuk mengatasi tantangan yang ada di depan mereka.

Sambil berdoa agar kekuatan dan keberanian selalu menyertai mereka, Alya memejamkan mata, berusaha tidur dengan tenang.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun