Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Naskah Drama Bangsat

12 Oktober 2014   03:01 Diperbarui: 28 April 2016   18:38 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apalagi kau, Nyai, pelacur sundel yang nista anak kyai seekor bangsat.

RUQOYYAH

(SANGAT MARAH)Bangsat!!! Ayahku sudah tergelincir dan menjadi kafir karena tradisinya sendiri. Memalukan.Aku titip salam pada kyai sebelum mati, jika dunia ini penuh dengan orang kafir, akan lahir orang-orang yang tidak kafir meskipun hanya satu, tapi akan membunuh ribuan kafir sekaligus.

FATIMAH SEKETIKA BANGKIT MERAIH CLURIT DAN HENDAK MEMBUNUH DURRAHEM, NAMUN DENGAN CEPAT DURRAHEM MENIKAMNYA. FATIMAH MATI, RUQOYYAH BERHASIL MELEPASKAN DIRI, DURRAHEM LANGSUNG MENERJANGNYA, SEMENTARA RUQOYYAH TERUS BERONTAK.

DURRAHEM

Jangan berteriak,Nyai. Kita nikmati ini semua. Kyai yang memintaku untuk menjadi binatang buas.

DUA PULUH DELAPAN

RUQOYYAH TERUS BERONTAK HAMPIR BERHASIL KABUR MEMBUAT DURRAHEM MARAH DAN MEMPERKOSANYA DI BALIK TIRAI YANG BELUM DI SOBEK, MESKIPUN RUQOYYAH BERUSAHA MERONTA. LALU RUQOYYAH KELUAR DENGAN SOBEKAN BAJUNYA, TERLIHAT LUSUH, BERUSAHA KABUR, TAPI DURRAHEM DENGAN DINGIN MENARIK KAKINYA. DURRAHEM DENGAN CEPAT MENYOBEK TIRAI ITU DAN MENGIKATNYA DENGAN PAKSA.

DURRAHEM

Mau kemana,Nyai. Aku belum selesai bicara. Katanya kekuasaan memang harus perlu pengorbanan, termasuk membunuh anak kandungnya sendiri. Darah dagingnya tidak berarti apa-apa demi dunia ini. Kekuasaan memang wajib hukumnya menjadi kafir.

DURRAHEM LANGSUNG MEMBUNUHNYA DENGAN MENCEKIK LEHER MELALUI LIPATAN KAIN TIRAI, RUQOYYAH MENGERANG, SUARA SESEORANG DII POHON BERNYANYI MENGAKHIRI PERTUNJUKAN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun