Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Naskah Drama Bangsat

12 Oktober 2014   03:01 Diperbarui: 28 April 2016   18:38 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tunggu Ruq, aku mohon maaf karena sudah menyinggung perasaanmu, semestinya aku tak memaksamu kalau aku sungguh-sungguh mencintaimu, tapi mungkin aku terlalu terbuai bagaimana seandainya keinginanmu itu bisa terwujud, pasti kekuasaan orangtuamu runtuh, setidaknya aku pasti senang mewakili orang-orang yang tertindas, dankau jangan pernah lupa kalau dua tahun ini kita selalu bersama, dan aku juga yang sudah berhasil membawa kabur kau dari rumah bordil itu, karena aku mencintaimu.(JEDA)Pasti aku akan mendukungmu. Kau masih ingat kan niatmu sebelum aku berhasil menyelamatkanmu?

TUJUH

RUQOYYAH KELUAR, DIA TAK BERKATA APAPUN MEMBUAT MAKSOM SANGAT KESAL BUKAN MAIN, KEMUDIAN MAKSOM MENGHISAP ROKOKNYA PELAN-PELAN, TAK LAMA KEMUDIAN MUNCUL FATIMAH DARI LUAR MENGGODANYA.MAKSOM DAN FATIMAH PUN BERCUMBU.

MAKSOM

Kau harus membantuku Fatimah sayang, karena menurutku hanya kau yang bisa melakukannya, sudah lelah dan menyerah rasanya tiga bulan ini membujuk, malah dia semakin yakin dengan pilihan hatinya. Kata-katanya sangat menjijikkan, sejahat apapun orang tuanya, tak perlu anaknya membalas dengan cara keji karena itu jalan cepat menuju surga. Dan tak pernah ada tradisi, nyawa harus di bayar dengan nyawa, kekejian harus di bayar dengan keji yang serupa, dendam hanya budaya kaum kafir. (JEDA) Dia salah menafsirkannya.

FATIMAH

Apa yang harus kulakukan cintaku, dambaan hatiku?

MAKSOM

Bermanis-manislah pada Ruqoyyah, lalu bujuk dirinya agar tetap dengan rencana membangun night club atau komplek pelacuran yang baru akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi kita, kita manfaatkan uang dan kekayaannya. Tentu kau sebagai pelayannya dari dulu tahu persis kelemahannya.(DIAM-DIAM DURRAHEM MUNCUL DAN BERUSAHA MENGINTIP, LALU MENGUPING PEMBICARAAN)Tujuanku membawa kabur dirinya sudah jelas, dia memiliki warisan tanah dan harta berlimpah, yang di berikan ayahnya. Kaulah lebih tahu soal ini.Dan kau, bukankah itu juga yang kau inginkan? Kau dan aku akan mengelola bisnis ini menjadi tempat yang ilegal, dan kita akan kaya raya, atau kita manfaatkan kepercayaannya, bukankah kau sudah sakit hati dengan menjadi pelayan atau budaknya?

FATIMAH

Tentu sayang aku tak akan menyerah, aku sudah tak tahan dengan perlakuannya, aku tak tahan dengan kemarahannya.Kau tahu kalau aku juga punya dendam. Tapi sebaiknya kau mulai memikirkan cara lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun