DUA PULUH TUJUH
DURRAHEM PURA-PURA BERDIRI DENGAN SEMPOYONGAN, RUQOYYAH MEMANDANGINYA DENGAN CUKUP TAJAM. LALU DURRAHEM TERTAWA BERBAHAK-BAHAK.
DURRAHEM
Rencanamu berjalan mulus Ruqoyyah sayang. Inikah yang kau inginkan? Supaya kami saling berbunuhan antara satu dengan yang lainnya.
RUQOYYAH
(KAGET) Karena aku tahu kalau kau tak pernah mencintaiku. Mungkin sebaiknya kau juga akan mati sehingga aku bebas dari kemaksiatan ini, karena selama ada kalian bertiga, rasanya aku selalu di kejar dosa, seperti germo itu yang selalu membuntuti kalian berdua. Hanya saja mereka takut karena aku anak seorang kyai.
DURRAHEM
Dan kau kira intrikmu bisa mengelabuiku? Kau kira aku juga akan mati melaui racun yang kau taburkan?(JEDA)Aku curiga kalau kau tak sungguh-sungguh bertaubat, aku curiga kalau kau sudah membaca ada yang tidak beres dengan Maksom, Fatimah, maupun denganku.
DURRAHEM BERDIRI NORMAL, RUQOYYAH SEMAKIN KAGET MELIHATNYA YANG LUPUT DARI PERANGKAPNYA.
RUQOYYAH
Dugaanku semakin mendekati kenyataan.