Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Naskah Drama Bangsat

12 Oktober 2014   03:01 Diperbarui: 28 April 2016   18:38 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

DURRAHEM

Diam Fatimah, kau semakin menyudutkanku.

FATIMAH

(MARAH)Itulah faktanya, aku kira kau akan membujuk Ruqoyyah kembali ke rumah orang tuanya, memegang kekuasaan, meskipun nuraninya menolak. Dan kau akan memanfaatkannya, agar menjadi penjilat, aku kira kau pasti akan menjadi lebih kafir dari pejabat lainnya.

DURRAHEM HENDAK MENAMPAR FATIMAH, NAMUN MAKSOM DENGAN CEPAT MENAHANNYA, DURRAHEMPUN MENYERANG MAKSOM.

MAKSOM

Oh, semakin berani tingkahmu, Hem. Orang yang menjijikkan mulai pasang taring. Mentang-mentang kau tahu rencanaku, jadi kau memanfaatkan ini. Baiklah, akan kulayani kau.

DURRAHEM SEKETIKA MENYERANG. MAKSOM MELAYANI SERANGAN ITU SEHINGGA KEDUANYA TERJADI PERTARUNGAN, HINGGA KEDUANYA MENGELUARKAN CLURIT DARI BALIK PUNGGUNGNYA MASING-MASING.

TIGA BELAS

PERTARUNGAN TERJADI DENGAN SENGIT, FATIMAH MENYORAKI PERTARUNGAN ITU DENGAN RIUH SEMANGAT. AKHIRNYA DURRAHEM KALAH BERTARUNG, CLURIT DI KALUNGKAN KE LEHERNYA DURRAHEM. KEDUANYA SALING PANDANG.

MAKSOM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun