Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Naskah Drama Bangsat

12 Oktober 2014   03:01 Diperbarui: 28 April 2016   18:38 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalian selalu menganggapku hina. Aku juga mau minta restoran di pertigaan lampu merah itu sebagai milikku. Dan silahkan harta lainnya milik kalian, rumah mewah di Demangan, perkebunan kelapa di Tanah Merah, atau pabrik tahu di Junok, atau puluhan hektar pohon sengon di Arosbaya, termasuk tanah dan bangunan di tempat ini, atau sebuah pombensin di Patemon.

MAKSOM

(TERTAWA BERBAHAK-BAHAK) Ternyata nyalimu lumayan juga.

DURRAHEM

Aku sudah tahu gelagat kalian berdua, dan inilah saatnya aku di perhitungkan.

MAKSOM

(TERDIAM SEJENAK MENATAP TAJAM DURRAHEM) Baiklah, kita akan menjadi kaya raya kalau berhasil mewujudkannya.

FATIMAH

Kita akan di musuhi banyak orang sayang.

MAKSOM

Semua para kyai, pemilik pondok pesantren di kota ini sudah berada di tangan ayahnya Ruqoyyah,karena dialah pemegang kekuasaan tertinggi, sementara penguasa di kota sebelah, juga para kyai yang gila dengan kekuasaan, pasti mereka akan sepakat dengan rencananya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun