Mohon tunggu...
Tar Tibun
Tar Tibun Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Sedang menjalani kehidupan terbawah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati Sampai Mati

8 Agustus 2023   07:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dadanya terasa sesak seakan beban berat menimpanya. Dia terkejut melihat sisa sayur jamur di wajan. Dan sayur jamur sedang disantap oleh kedua mertua, suami dan dua anaknya. 

"Kok jamurnya disayur, Bu?" tanya Larasati. Tangannya gemetaran manakala meraih gagang sodet. Tiga potongan sayur jamur masih tersisa di wajan beserta kuahnya.

Larasati ragu ingin memakannya. Dia memilih makanan yang dimasaknya tadi sore.

"Enak gini kok, malah dibuang! Kamu nggak bersyukur malah mubazir jadi orang."

Selesai berbuka puasa. Ni Sariah dan Ki Nanang pergi salat Magrib berjamaah di masjid. 

Sementara itu, Muslih dan kedua anaknya tiba-tiba muntah-muntah dan tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.

"Mak!" pekik kedua anaknya. 

"Dek! Pusing kepalaku!" 

Larasati kebingungan dia tidak tahu apa-apa tiba-tiba ketiganya tergeletak di lantai. Larasati menangis melihat kedua anaknya mengeluarkan buih putih dan mengerang kesakitan sambil memegangi perut. 

"Tolong!"

"Tolong!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun