Mohon tunggu...
Tar Tibun
Tar Tibun Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Sedang menjalani kehidupan terbawah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati Sampai Mati

8 Agustus 2023   07:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mas. Ada yang aneh sama orang tua sampeyan," kata Larasati pada suaminya. 

Muslih menaikan alisnya satu. "Apa?" tanyanya balik. 

"Setiap habis salat mereka menyalami semua orang dan meminta maaf. Bahkan kemarin sore keduanya habis keliling ke rumah tetangga," papar Laras. 

"Untuk apa?" tanya Muslih dia penasaran sekaligus bingung kenapa tingkah keduanya semakin hari, terlihat aneh tidak seperti biasanya.

"Ya, untuk minta maaf. Katanya mau pulang."

"Pulang?!"

Larasati mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. 

Sudah sering tingkah aneh di luar keseharian keduanya di pergoki dan membuat Larasati keheranan. Tidak seperti biasanya entah pertanda apa. 

Sore itu, pukul 16.00 Larasati tampak sibuk menyiapkan menu untuk berbuka puasa. Seperti biasanya Ki Nanang menemani atau sekedar membantu sebisanya. 

"Mau lebaran nggak usah bikin-bikin," ujarnya. 

"Kenapa, Pak?" tanya Larasati sambil mengaduk sayur di dalam panci. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun