Mohon tunggu...
Tar Tibun
Tar Tibun Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Sedang menjalani kehidupan terbawah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati Sampai Mati

8 Agustus 2023   07:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa orang saling berpandangan.

"Memangnya ada yang jemput, Mbah?"

"Ada. Kalau begitu saya permisi dulu!" pamitnya. Sambil meletakkan sajadah berwarna hijau yang tipis ke pundaknya. 

"Enggeh, Mbah."

Sesampainya di rumah. Mereka disambut aroma masakan yang menggelitik di rongga penciuman mereka. 

"Wangi," gumam Ki Nanang. 

"Kok, repot-repot banget, Ras?" 

Larasati menoleh membalikkan tubuhnya. 

"Buat persiapan buka, Pak. Biar Laras sedikit santai," jawabnya. 

Keduanya berdiri di ruang tamu sambil memandangi satu per satu toples yang sudah terisi kue kering di dalam lemari.

"Kok tidak ada yang empuk, Ras?" tanya Ni Sariah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun