Sukir Santoso
Tempat tidur kostku ikut berderak karena aku menggeliat terlalu kuat. Sebetulnya kalau bukan karena dosen cantik itu, aku masih enggan untuk bangkit. Kuliah dari pukul  tujuh pagi hingga pukul tiga belas tanpa jeda membuat aku kelelahan. Aku sudah janjian untuk membuat persiapan foto udara besok pagi.  Sebuah proyek perencanaan pemanfaatan tata-ruang di Kawasan pantai selatan Yogyakarta, dengan focus sekitar Jalur Lintas Selatan. Proyek itu membutuhkan foto udara dan pemetaan Kawasan. Dan dia dosen itu sebagai pimpinanku pada proyek itu.
Mira Mayangsari itu namanya. Dosen muda cantik dengan tubuh tinggi semampai di Fakultasku itu. Ah, dia bukan siapa-siapaku. Aku hanya seorang mahasiswa yang kebetulan ditunjuknya sebagai asisten disebuah proyek bersama Rasya dan Albert.
Guyuran gayung air yang terakhir baru saja selesai, tiba-tiba HP-ku berdering. Sebuah Video Call masuk. Nama Mira Mayangsari dan foto profilnya terpampang di layar. Aku jadi kebingungan dalam kondisi darurat seperti ini. Untuk membiarkannya, aku khawatir bila dia marah. Mau membalasnya juga tidak sopan. Akhirnya kusambar handuk dan kusentuh HP-ku.
"Ton, segera datang ya," kata di seberang sana..
"Ya,ya. Siap mbak,"jawabku.
"Lhoh, kau sedang ngapain?"tanyanya, membuat aku gelagapan. Untung dia  langsung menutup panggilannya.
Setelah semuanya selesai aku meneleponnya balik. "Sorry mbak, tadi aku baru mandi,"aku minta maaf.
"Kalau baru mandi ya jangan dibuka. Jorok."
"Maaf mbak."