Mohon tunggu...
yuliana pertiwi
yuliana pertiwi Mohon Tunggu... -

Seorang Pemimpi Yang sedang Berjuang, dan mudah-mudahan idak akan pernah lekang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terlintas Satu Kata

5 Oktober 2015   10:03 Diperbarui: 5 Oktober 2015   10:03 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tersentak dengan dering ponselku. Panggilan dari Jordan.

“Jika kau menghubungiku hanya untuk membahas Mike, maaf aku tidak bisa Jordan!” Jawabku setelah aku menekan tombol deal pada ponselku.

Tidak ada jawaban, Aku hanya bisa mendengar isak tangis Jordan diseberang sana.

“Sher! 1 jam lagi… 1 jam lagi eksekusi Mike, Sher! A-aku tidak tahu lagi harus berbuat apa, yang aku ingat cuma menghubungimu,” Ujar Jordan dengan isak tangisnya.

Aku hanya diam mendengar penuturan Jordan. Saat ini aku tidak mempunyai argument apa-apa. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan aku tidak tahu lagi apakah aku menikmati hari yang kunanti ini seperti aku menikmati keterpurukan Mike, seperti hari-hari sebelumnya.

“Sher, apakah kau masih disitu?” Tanya Jordan lirih.

“Ya”

“Kau masih ingat kata-kataku?”

“Ya”

“Hargai detikmu Sher! Jangan biarkan detik yang kau lalui ini merusak waktumu yang tersisa karena amarahmu… Ingat! Waktumu masih panjang, Nak!”

Aku hanya bisa mengangguk sambil menahan tangisku yang pastinya tidak dapat dilihat oleh Jordan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun