“Aku mengetahui Mike lebih dari apa yang kau ketahui. Apapun tindakan yang dia lakukan, itu karena dia mempunyai alasan yang jelas,” Jelas Jordan tanpa melepaskan tatapannya dariku.
“Akupun juga mempunyai alasan untuk melakukan itu terhadap Mike!”
Jordan hanya diam mendengar Argumentku. Kemudian dia menggeleng pelan dan mengeluarkan secarik kertas dari kantongnya.
“Mike menitipkan ini padaku. Kuharap kebencian itu tidak membuatmu enggan untuk membuka surat ini,” Ujarnya sambil menyelipkan secarik kertas padaku. Aku hanya mematung melihar secarik kertas yang sekarang berada di genggamanku.
Aku menatap Jordan dengan pandangan mengejek.
“Ada apa lagi Jordan? Ya… sejujurnya, detik ini aku sangat bosan berhadapan dengan surat-surat. Apalagi surat tidak penting dari orang yang jelas-jelas tidak penting dalam hidupku,” Ucapku sambil kembali menyerahkan surat itu kepada Jordan.
Jordan menggenggam erat tanganku yang masih memegang surat dari Mike. Kemudian dia mengusap kepalanya yang sudah mulai ditumbuhi oleh rambut-rambut putih.
“Semua fakta itu terdapat pada kertas yang kau benci ini, Sher! Mike tahu, kau tidak akan datang menjenguknya, jadi dia menitipkan fakta itu padaku,”
“Fakta apa?” Tanyaku menatapnya tajam.
Jordan menggeleng pelan. Tatapannya terlihat hampa, dengan lembut dia mengelus kepalaku.
“Mike itu menyayangimu dengan caranya yang aneh, jadi aku tidak mau kau menyesal setelah menyadari bagaimana kasih sayang yang diberikan Mike kepadamu,” Ujarnya lirih.